Hits: 60
Pijar, Medan. Siapa yang tidak kenal Erwin dan Gita Gutawa, ayah-anak yang juga dua musisi hebat di Indonesia. Lama berkecimpung di dunia musik, tidak menjadikan mereka puas dengan kemahiran mereka mengharmonisasikan nada. Kali ini, mereka menggebrak blantika musik Indonesia dengan menghadirkan sesuatu yang berbeda. Mereka mengaudisi ratusan anak dari beberapa kota di Indonesia, demi menemukan anak dengan kemampuan bermusik luar biasa. Walaupun proses audisi cukup panjang, Erwin dan Gita akhirnya berhasil mendapatkan 13 anak dengan karakter musik yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Di Atas Rata – Rata (DARR), Erwin dan Gita menamai ketigabelas anak tersebut. Sepertinya nama tersebut cukup jelas mewakili kualitas musik yang ada di dalam diri mereka. Dengan komposisi tujuh solo dan dua trio, DARR hadir dengan ceria mewarnai industri musik Indonesia yang semakin kekurangan penyanyi cilik berkualitas. Berusia 9 hingga 14 tahun, DARR mampu menunjukkan musikalitas mereka yang sangat tinggi dengan teknik bernyanyi yang tak terduga. Mereka berhasil memberikan sentuhan karakter yang kuat berdasarkan genre musik yang dibawakan, seperti pop, jazz, klasik, RnB, country, bahkan musik tradisional Indonesia.
Beranggotakan Ari, Dea, Dian, Kanya, Noni, Rafi, Sensen, Woro, Trio Boy Sopranos (Christo, Sabian, Moses) dan AOREA (Naomi, Dea, Rara), DARR melahirkan album perdana mereka. Bertajuk Di Atas Rata-rata – Erwin Gutawa & Gita Gutawa’s Project Generasi 1. Album ini menjadi magnet tersendiri di tengah persaingan musik yang tidak ada habisnya. Berisi 10 lagu dengan dua lagu baru dan delapan lagu yang pernah populer. Lagu – lagu tersebut pastinya sudah diaransemen secara apik dan diadaptasi liriknya oleh dua musisi besar tersebut. Tidak hanya itu saja, dalam penggarapan album ini, Erwin dan Gita dibantu oleh beberapa musisi terkemuka Indonesia, seperti Irvan Nat, Christopher Abimanyu, Titiek Puspa, Sruti Respati, Barry Likumahuwa, Czech Symphony Orchrestra untuk hal orkestrasi dan masih banyak lagi.
Pada album ini kekhasan DARR sangat jelas terasa. Suara rock Sensen mengawali album ini dengan lagunya Titiek Puspa berjudul Apanya Dong. Kemudian, Ari dengan suara jernih nan syahdunya berhasil mengisi lagu berjudul Ayah dengan nuansa melankolis di dalamnya. Lagu Melati Suci, yang sempat dipopulerkan Vina Panduwinata, pada album ini dibawakan oleh Kanya dengan citarasa jazz yang lembut. Trio AOREA menunjukkan kebolehan mereka dalam memadupadankan harmonisasi vokal yang mengagumkan, dengan lagu milik grup band Samsons, Kenangan Terindah.
Tidak hanya berhenti disitu saja, keunikan suara masing – masing anggota DARR juga ditunjukkan oleh ketujuh personel lainnya. Rafi, mampu menyanyikan lagu Do Be Do milik Gita Gutawa dengan sentuhan jazzy dan improvisasi yang luar biasa. Beda lagi dengan Dian, lagu Kupu – Kupu kepunyaan Melly Goeslow berhasil menampilkan suara sopran khasnya dengan iringan orkestra. Noni dan suara popnya, mendapatkan lagu baru ciptaan duo Gutawa bertajuk Di Duniaku. Selanjutnya, Woro menembangkan lagu tradisional Jawa berjudul Walang Kekek, yang sempat dipopulerkan oleh Waljinah. Vokal klasik milik Boy Sopranos mengisi lagu berjudul Damai BersamaMu yang sempat dipopulerkan oleh Alm. Chrisye. Terakhir, lagu ciptaan Erwin dan Gita Gutawa berjudul Jangan Remehkan, yang dibawakan ketigabelas anak Di Atas Rata – Rata.
Tampaknya, proyek ayah-anak ini bukan main – main dan patut untuk diperhitungkan. Bagaimana tidak? Setelah meluncurkan album pertama DARR, mereka juga telah sukses menggelar konser buat DARR, pada Sabtu (15/6) di Balai Sarbini, Jakarta. Pada akhirnya, DARR telah siap bersaing di blantika musik Indonesia. Yang patut kita banggakan adalah, DARR tidak menghilangkan identitas mereka sebagai anak – anak. Baik dari penampilan, maupun tema lagu yang pastinya sudah disesuaikan dengan karakter dan umur mereka. [BP]