Hits: 32
Pijar,Medan. Ketika mendengar kata pisang, apa yang anda pikirkan di dalam benak anda? Buah lonjong, kuning, gorengan, keripik, dan mungkin banyak lagi tercetus untuk mendeskripsikan buah yang satu ini. Pisang atau nama latinnya Musa sp ini adalah sejenis tumbuhan terna yaitu tumbuhan yang batangnya lunak karena tidak membentuk kayu dan memiliki sumber energi (karbohidrat), mineral, dan juga kalium. Pisang dapat diolah menjadi berbentuk penganan apa saja. Baik itu untuk dijadikan kue, keripik pisang, pisang goreng, dan lainnya. Namun, pernahkah anda mendengar terdapat Pisang Rujak?
Beberapa waktu lalu, tim dari mediapijar.com melakukan peliputan di sebuah restoran yang bernama Pondok Pisang. Pemilik dari Restoran Pondok Pisang ini adalah Bapak Maskur Abdullah (48), yang merupakan mantan jurnalis dari harian Waspada, BBC, dan Reuters. Karena kegemaran beliau akan segala hal berbentuk makanan, pria yang juga salah satu Wartawan Utama dari Dewan Pers ini mendirikan usaha restoran yaitu Pondok Pisang. Ada satu hal yang unik dari restoran ini, yaitu salah satu menunya yang bernama Pisang Rujak. Pisang Rujak adalah sebuah makanan yang berbahan dasar pisang, dimana menu ini merupakan sebuah pisang goreng namun dilumuri saus rujak organik. Pisang yang digunakan untuk pembuatan Pisang Rujak ini adalah pisang Uli (Pisang Raja), karena lebih mudah diolah dan tidak sukar untuk mendapatkannya di pasaran. Selain itu kenapa dipilih pisang Uli, karena pisang ini sangat disukai para konsumen. Lalu proses selanjutnya untuk membuat Pisang Rujak adalah menguliti pisang dan mengukusnya sehingga pisang menjadi lebih lembut, dan lebih mudah untuk mencetaknya berbentuk bulat.
Alat yang digunakan untuk mencetak adalah alat mencetak kue yang dapat mudah ditemukan di pasar. Kemudian, pisang Uli (Pisang Raja) yang sudah berbentuk bulat itu, dicelupkan ke sebuah wadah yang berisi tepung, di aduk dengan adonan tepung lalu digoreng hingga sedikit kecoklatan. Untuk membuat saus rujaknya, tidak terlalu rumit dan sama seperti ketika hendak membuat saus untuk rujak biasanya. Namun, Maskur, melakukan beberapa inovasi seperti hanya menggunakan gula putih, tidak menggunakan gula merah dan pewarna saus berasal dari tumbuh-tumbuhan organik. Setelah semua siap baik dari pisang dan saus rujak, proses terakhir atau proses penghidangan juga sangat sederhana. Pisang diletakkan disebuah piring kaca bermotif, selanjutnya pisang dipotong dadu atau sesuai selera dan juga ditambahkan topping yang berupa, potongan-potongan kecil buah nanas dan mentimun. Rencananya dalam beberapa waktu jangka kedepan, beliau akan membuat beberapa inovasi lain atau diversifikasi produk makanan dengan menggunakan bahan dasar berjenis pisang, seperti Pisang Bakar Coklat Ice Vanila.
Pondok yang baru berdiri dari satu bulan yang lalu ini, selain memilik keunikan dari menunya, juga memiliki salah satu ciri khas tersendiri. Pemilik dari pondok pisang ini membuat sebuah perpustakaan kecil yang berisi buku komik untuk anak-anak hingga buku politik dan lainnya. Menurut pemiliknya, Restoran Pondok Pisang ini didirikan sesuai dengan cita-citanya, yaitu mengedukasi anak-anak dan orangtua melalui perpustakaan kecil, juga memberikan sebuah jajanan sehat dan enak untuk para anak-anak dan orang tua. “Orang tua dan anak mendapatkan dua manfaat ketika makan di restoran ini, mereka dapat sebuah makanan yang lezat juga ditambah pengetahuan dan edukasi yang gratis melalui buku-buku yang ada di perpustakaan kecil di restoran tersebut,” ujar beliau.
Keinginan untuk membuat sebuah restoran makanan sudah di angan-angankan beliau sejak lama. Dan akhirnya beberapa bulan lalu, berdirilah Restoran Pondok Pisang yang berada di Jalan Tempuling No 130. Walaupun restoran Pondok Pisang ini tergolong relatif baru, menurut Maskur usahanya ini tergolong ramai dikunjungi. Dalam beberapa bulan bisa dikatakan, modal untuk usaha ini sudah kembali ke kantong dan selanjutnya hanya tinggal mengeruk keuntungan saja. Banyak peluang di bisnis makanan ini, karena semua orang butuh makanan baik orang berpenghasilan rendah maupun tinggi. Dalam berbisnis jangan hanya menunggu modal usaha, tidak ada istilah tidak ada modal usaha. Menurut beliau ketika hendak membangun sebuah bisnis, yang diperlukan hanyalah kepercayaan, kemauan, dan kerja keras merupakan sebuah modal usaha yang paling penting.
Selain itu, ketika hendak membuat sebuah bisnis baru kita harus benar-benar mempelajari kemauan pasar, lalu sesuaikan bisnis kita dengan modal usaha, dan tentukan segmentasi, targetting produk atau usaha kita. Jika kita sudah berhasil menerapkan beberapa tips tersebut, diharapkan produk/usaha kita mungkin akan diterima oleh pasar atau konsumen.
“Manajemen usaha adalah unsur yang paling penting ketika hendak menjalankan sebuah usaha. Manajemen dapat memperingkas, mempermudah, dan bahkan dapat menghasilkan keuntungan yang banyak, ketika para pengusaha dapat menerapkan proses manajemen usaha yang baik. Kita juga harus merencanakan rencana jangka panjang/pendek usaha, membagi tugas-tugas kepada pekerja, memberikan arahan-arahan dan mengawasi para pekerja untuk bekerja sesuai kewajibannya. Akhirnya, sebuah kesuksesan usaha yang kita dapat,” ujarnya mengakhiri penjelasan panjang.
Pemilik usaha ini juga bergerak di sebuah organisasi PIBIS (Pusat Pelatihan dan Informasi Bisnis), yang mempunyai tujuan untuk melakukan training/pelatihan, pemberian materi manajemen, character building, pembuatan film documenter, dan pusat penerbitan buku-buku. Dimana beliau telah berhasil membuat buku ‘Mutiara Terpendam di Pantai Selatan’, memberikan pelatihan ke daerah-daerah di Indonesia dan ikut serta juga untuk membuat film dokumenter berjudul Recovery Business in Aceh. Pengalaman yang sudah banyak di lapangan dan faktor usia menjadi salah satu alasan beliau mendirikan usaha pondok pisang ini.
Kalau melihat peluang bisnis apalagi dari bisnis makanan, masih banyak peluang yang bisa para entrepreneur muda dapatkan. Karena bisnis makanan tersebut tidak melihat musim, ataupun hal lainnya. Dalam bisnis makanan yang harus diutamakan adalah kualitas rasa makanan, inovasi-inovasi terbaru dari makanan dan yang paling penting manajemen yang tepat untuk bisnis tersebut.
“Sangat luas terbuka pasar untuk bisnis ini, apalagi untuk para mahasiswa yang hendak membuat usaha makanan kecil-kecilan. Jangan pikirkan modal usaha yang besar untuk membuat usaha yang sukses. Mulai dari nol, dari bawah sehingga jika kita mengalami kegagalan tidak terlalu besar dampaknya. Namun, jangan dilupakan satu faktor lagi kemauan dan kerja keras, dapat menggantikan modal besar,” tuturnya.
Kedepannya, beliau berniat untuk melakukan ekspansi bisnis yang lebih luas selanjutnya. Apalagi beliau melihat bisnis berbahan baku pisang ini selain menyehatkan, bahan baku mudah didapatkan, murah dan mempunyai business value. Beliau mempunyai rencana untuk membangun franchise atau outlet baru di tempat yang memiliki peluang bisnis, seperti disekitar kampus ataupun di pusat jajanan kota. Hingga beliau juga berangan-angan untuk menjadikan produk dari Pondok Pisang ini menjadi jajanan oleh-oleh khas kota Sumut umumnya dan khususnya kota Medan. [yi & bsr]