Hits: 51

Nailah Az Zahra Purba / Alya Amanda

Pijar, Medan. Hujan rintik-rintik seolah menari membasahi jalanan malam itu, menyisakan aroma tanah basah dan aspal dingin. Sepasang mata tertuju pada kedai dengan suasana remang, hangat, dan mengundang. Pencahayaan yang malu-malu mendukung cuaca dingin malam itu. Soember Redjeki, demikian namanya, berdiri di Jalan Gunung Pusuk Buhit No. 5, Glugur Darat I, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. Siapa pun yang melintas pasti akan menoleh, terpikat oleh suasana yang jauh dari kesan modern dan gemerlap.

Dengan konsep yang tegas membangun nostalgia, kedai ini membawa ingatan melayang, membuat pengunjung merasa duduk di teras rumah kakek-nenek, tempat kenangan manis bersemayam.

Dibuka resmi pada pengujung tahun 2023, tepatnya 30 Desember, Soember Redjeki bermula dari niat tulus sepasang kekasih, Dwika dan Shakira. Pemilihan nama kedai dengan ejaan lama pun merupakan sebuah harapan agar usaha ini benar-benar menjadi sumber rezeki bagi mereka.

Meski baru seumur jagung, semangat Soember Redjeki sebagai sumber penghidupan telah terwujud nyata. Pasangan ini kini mempekerjakan tujuh orang karyawan. Menariknya, mereka juga merangkul semangat anak muda dengan mempekerjakan staf yang berstatus mahasiswa. Komitmen mereka terhadap kenyamanan pelanggan juga terlihat dari fasilitas sederhana, tetapi penting: parkir gratis.

Bangunannya berupa rumah kayu sederhana dengan cat yang sudah memudar, tetapi tetap terawat. Seakan bar, tempat di mana menu terpampang, di sanalah kita berinteraksi pertama kali untuk memesan makanan dan minuman. Hidangan yang disajikan terasa jujur dan bersahaja, seperti masakan rumahan yang otentik. Dengan cita rasa yang akrab di lidah dan harga yang bersahabat, kedai ini tetap mempertahankan kesederhanaannya.

Soember Redjeki, Tempat Nongkrong Bernuansa Tempo Dulu - www.mediapijar.com
Menu yang ditawarkan di Soember Redjeki
(Fotografer: Nailah Az Zahra Purba)

 

Menu yang ditawarkan beragam. Untuk makanan, ada Mi Soember, Mi Redjeki, Nasi Goreng Telur, hingga Martabak Mi dan Donat Jadoel. Sementara untuk camilan, tersedia kentang goreng, dimsum, dan tela-tela yang jadi favorit pengunjung. Di sisi minuman, pilihan klasik seperti Teh Soember, Teh Tarik, dan Cokelat Roti berdampingan dengan minuman berbasis kopi, seperti Cappuccino, Latte, hingga Hazelnut Latte dan Caramel Macchiato. Ada pula varian unik, seperti Honey Coffee dan Beer Coffee.

Soember Redjeki, Tempat Nongkrong Bernuansa Tempo Dulu - www.mediapijar.com
Sajian camilan khas kedai
(Fotografer: Alya Amanda)

 

Konsep tempat ini sengaja dibuat berbeda dari coffee shop mewah yang dingin oleh pendingin udara dan minim interaksi. Ia lebih menyerupai kedai yang diciptakan untuk menumbuhkan rasa nyaman dan keintiman. Meja dan kursinya polos, terbuat dari kayu yang kokoh, berpadu dengan atap seng yang menciptakan karakter tempat yang unik dan tak terlupakan.

Dinding-dindingnya hidup oleh tempelan koran dan majalah lama yang mengajak mata berkelana ke masa lampau, seperti museum mini bagi siapa pun yang merindukan kesederhanaan masa lalu.

Soember Redjeki, Tempat Nongkrong Bernuansa Tempo Dulu - www.mediapijar.com
Suasana klasik Soember Redjeki dengan tempelan koran dan majalah jadul
(Fotografer: Nailah Az Zahra Purba)

 

Namun, filosofi kedai ini memiliki tantangannya sendiri. Salah satunya, mereka tidak menyediakan Wi-Fi agar pelanggan mengurangi penggunaan smartphone dan lebih banyak waktu untuk mengobrol dan berinteraksi secara langsung, seperti kebiasaan nongkrong tempo dulu. Tantangan lain yang bersifat alamiah adalah desain kedai yang terbuka.

“Karena tidak ada indoor, jadi kalau hujan, sepi,” ungkap Shakira, mengakui risiko dari konsep yang mengutamakan suasana luar ruang.

Meski demikian, Soember Redjeki terus menunjukkan perkembangan, walau perlahan. Kedai ini membuktikan bahwa di era digital yang serba cepat, masih ada ruang bagi sebuah tempat yang berani menawarkan kesederhanaan dan kehangatan interaksi manusia. Perkembangan itu tampak dari siapa saja yang datang dan menemukan kenyamanannya di sini.

Setiap sore, mulai pukul 16.00 WIB hingga menjelang tengah malam, pengunjung silih berganti mengisi bangku-bangku kayu kedai, mulai dari anak muda yang mencari suasana santai dan estetik untuk berbincang, hingga orang tua yang datang sekadar mengenang masa lalu sambil menikmati kopi dengan nuansa tempo dulu.

Soember Redjeki, Tempat Nongkrong Bernuansa Tempo Dulu - www.mediapijar.com
Suasana Soember Redjeki saat malam hari
(Fotografer: Alya Amanda)

 

Di Soember Redjeki, pengunjung bukan hanya membeli makanan atau minuman, mereka juga membeli waktu, nostalgia, dan kesempatan untuk sejenak melarikan diri dari hiruk-pikuk modern.

(Redaktur Tulisan: Dwi Garini Oktavianti)

Leave a comment