Hits: 42
Anggun Natasya Sinambela / Muhammad Fikri Haikal Saragih
Pijar, Medan. Munculnya kabar terbaru yang tidak terduga dari sebuah grup musik rock asal Irlandia, Kodaline, mampu menggemparkan para penggemar. Setelah lebih dari satu dekade mengukir kisah lewat lagu-lagu penuh makna, Kodaline akhirnya mengumumkan akan bubar. Keputusan ini disampaikan oleh keempat personelnya, yaitu Steve Garrigan, Mark Prendergast, Jason Boland, dan Vincent May lewat sebuah video perpisahan di Instagram resmi mereka pada Kamis (9/10/2025).
Dalam video berdurasi satu menit itu, keempat anggota Kodaline tampak menahan haru ketika menyampaikan keputusan yang dinilai sebagai langkah paling berat sepanjang perjalanan karier grup ini.
“Setelah lebih dari satu dekade bersama, kami membuat keputusan sulit untuk mengucapkan selamat tinggal pada Kodaline,” ujar mereka dalam unggahan tersebut.
Dilansir dari independen.com, perjalanan Kodaline dimulai dari jalanan Dublin, ketika mereka masih tampil sebagai musisi jalanan bernama 21 Demands. Setelah berganti nama menjadi Kodaline pada 2012, grup ini merilis album debut In a Perfect World (2013) yang melambungkan nama mereka ke kancah internasional. Lagu “All I Want” dari album tersebut menjadi titik balik sebuah balada patah hati yang sering digunakan di banyak serial televisi dan film, memperkenalkan suara khas Kodaline ke jutaan telinga di seluruh dunia.
Sebelum benar-benar berpisah, Kodaline akan merilis album terakhir yang akan menjadi penutup perjalanan panjang grup musik mereka.
“Kami ingin mengakhirinya dengan penuh semangat. Sebelum berpamitan, kami akan kembali ke studio untuk merekam album kelima dan terakhir dari Kodaline,” ungkap mereka.
Pernyataan tersebut sontak membuat para penggemar di seluruh dunia memenuhi kolom komentar mereka dengan ucapan terima kasih, doa, dan kenangan tentang bagaimana lagu-lagu Kodaline pernah menemani masa-masa sulit mereka. Grup yang dikenal lewat lagu “All I Want”, “High Hopes”, dan “Brother” ini telah lama menjadi suara bagi banyak pendengar yang mencari makna dalam kejujuran dan kesedihan.
Meski belum ada tanggal resmi perilisan album terakhir tersebut, Kodaline memastikan bahwa karya terakhir mereka kali ini akan menjadi refleksi dari perjalanan mereka selama lebih dari sepuluh tahun bersama. Album ini akan berisi pesan-pesan personal tentang perpisahan, rasa syukur, dan kenangan yang telah mereka bagi dengan penggemar.
Seiring pengumuman pembubaran, Kodaline juga menyebut akan menggelar konser perpisahan akbar di beberapa kota besar di Irlandia, termasuk Dublin dan Cork, sebagai bentuk penghargaan terakhir bagi penggemar mereka. Konser bertajuk “The Farewell Shows” itu akan menjadi dua malam penuh nostalgia yang menandai akhir dari kisah grup tersebut.
Lewat gaya musik yang jujur dan lirik yang penuh perasaan, Kodaline telah menjadi bagian dari hidup banyak orang yang terus menemani masa-masa sepi, patah hati, atau pencarian jati diri. Kini, ketika mereka memilih untuk menutup lembaran itu, musik mereka akan tetap hidup di hati para pendengar.
Apa pun cara Kodaline menutup kisahnya, satu hal yang pasti adalah warisan musik mereka akan terus bergema dari jalanan Dublin hingga ke hati para pendengar yang pernah merasa tersentuh oleh setiap nada dan kata yang mereka ciptakan.
(Redaktur Tulisan: Dwi Garini Oktavianti)

