Hits: 24

Claudita Piesesta Tarigan

Pijar, Medan. Lifestyle adalah sebuah gambaran gaya hidup atau tingkah laku seseorang untuk melakukan aktivitas sesuai dengan ketertarikan terhadap suatu hal di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, gaya hidup yang dimiliki setiap orang juga berbeda tergantung dengan apa yang mereka lakukan. Gaya hidup biasanya ditujukan untuk menggambarkan perbedaan kepribadian yang dimiliki setiap orang, mulai dari minat bahkan sampai tingkat sosial seseorang.

Pernahkah kamu mendengar tentang Bread Therapy? Gaya hidup ini mungkin jarang terdengar dan diketahui oleh masyarakat yang tinggal di Indonesia, tetapi tanpa sadar banyak yang sudah melakukannya ketika sedang tidak tahu harus berbuat apa atau sekadar mencari aktivitas hiburan di waktu kosong. Bread Therapy ini cocok untuk diterapkan ke gaya hidup setiap orang, terutama yang sedang merasa lelah dan membutuhkan sesuatu untuk melepaskan ekspresi dirinya.

Zaman yang semakin modern ini memaksa setiap orang untuk harus mengikuti aturan sosial yang semakin baru. Hal ini mengakibatkan tingkat kecemasan dan stres semakin tinggi di setiap kalangan usia, sehingga tak jarang hadirnya beragam aktivitas baru untuk memperbaiki dan menjaga kesehatan mental seseorang. Bread Therapy adalah terapi yang diciptakan oleh orang-orang kreatif untuk mencari kedamaian mental sekaligus bersantai, karena terapi ini dapat dilakukan dari rumah tanpa harus berpergian.

Bread Therapy atau dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti Terapi Roti adalah  sebuah aktivitas yang menjadi cara seseorang untuk mengekspresikan diri atau sekadar relaksasi dengan membuat roti. Bread Therapy memberikan pengalaman baru serta unik yang dapat membantu seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan, bahkan dari hal-hal kecil sekalipun.

Bread Therapy melibatkan aktivitas pembuatan roti yang dilakukan oleh seseorang. Bread Therapy memiliki kegiatan awal, yaitu membuat adonan sebuah roti dengan cara berulang dan teratur sehingga menghasilkan efek menenangkan layaknya sebuah terapi. Setelah roti dibentuk, roti akan dipanggang dan menghasilkan kenikmatan akan sebuah proses yang telah dilalui. Saat mencapai tahap akhir, yaitu terbentuknya roti yang siap untuk dihidangkan,  akan timbulnya suatu kepuasan tersendiri karena telah menciptakan sebuah karya baru.

Bread Therapy tidak mengutamakan keberhasilan dari roti yang telah dibuat, tetapi mengutamakan proses yang telah dilalui. Ketika roti berhasil diciptakan, hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri dan emosi positif seseorang tanpa harus memikirkan hasil akhir setelah roti dibentuk.

Teknik ini dapat dilakukan secara individu atau bersama orang lain tergantung dengan kebutuhan dan referensi yang dibutuhkan. Pada akhirnya, Bread Therapy secara keseluruhan dianggap sebagai bentuk terapi sederhana yang mudah untuk dilakukan dan memiliki beragam manfaat untuk diri sendiri. Bread Therapy berhasil menjadi aktivitas populer terutama di kalangan anak muda, yang berguna untuk mengurangi gangguan kecemasan hingga depresi.

(Redaktur Tulisan: Dwi Garini Oktavianti)

Leave a comment