Hits: 43
Siti Farrah Aini
Pijar, Medan. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) resmi merilis program Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) Berdampak. Sebagai kelanjutan dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sebelumnya, Diktisaintek Berdampak direalisasikan melalui sejumlah kebijakan dan program pendukung yang salah satunya adalah Kampus Berdampak. Program baru ini diluncurkan di Graha Diktisaintek, Jakarta. Bersamaan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 pada Jumat (2/5/2025).
Melansir dari tempo.co, transformasi ini merupakan hasil dari evaluasi terhadap MBKM yang dinilai masih memiliki relevansi dan efektivitas yang lemah dalam pelaksanaannya. MBKM bukan digantikan, melainkan dilanjutkan dengan program yang akan menguatkan pembelajaran menjadi transformatif. Kampus diharapkan tidak hanya menghasilkan lulusan siap kerja, tetapi juga menemukan solusi sosial, dari kemiskinan hingga krisis lingkungan.
Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto, dalam konten video “Diktisaintek Berdampak” melalui akun YouTube Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, memberikan penjelasan mengenai Kampus Berdampak.
“Kampus yang berdampak adalah kampus yang mampu menjawab tantangan zaman, berkontribusi kepada masyarakat, dan menghadirkan solusi konkret atas permasalahan yang ada,” ujarnya.
Elvita Rosa, Mahasiswi Kesehatan Masyarakat USU 2024, mengatakan bahwa mahasiswa angkatannya belum memahami sepenuhnya terkait perbedaan maupun perubahan dari program sebelumnya. Mahasiswa hanya memahami bahwa MBKM sudah tidak dilanjutkan kembali pada tahun ini, tetapi tidak memahami secara detail perubahan yang terjadi.
Dalam upaya untuk mengenalkan program ini, Direktur Direktorat Pengembangan Pendidikan (DIRPP) Universitas Sumatera Utara (USU), Ikhsan Siregar, mengatakan bahwa transformasi ini mulai diperkenalkan kepada seluruh sivitas akademika USU dengan adanya desain kurikulum. Pembelajaran dirancang berbasis digital sehingga mahasiswa tidak menerima teori di dalam kelas, tetapi terdapat permainan interaktif yang diterapkan untuk mempermudah pembelajaran.
“USU sedang mengembangkan program pembelajaran digital melalui kolaborasi antarprogram studi. Misalnya, skripsi dan tugas akan didigitalkan sehingga lebih mudah untuk memahami pembelajaran tersebut,” tambah Ikhsan.
Salah satu aktualisasi dari Kampus Berdampak ialah adanya penyelenggaraan perlombaan “Product Design Competition” oleh Fakultas Teknik USU. Dalam kegiatan ini, mahasiswa dituntut untuk menciptakan inovasi produk baru dalam bentuk purwarupa. Kegiatan ini mewadahi bagi produk-produk yang diciptakan dari ruangan kelas hingga memiliki dampak bagi masyarakat.

(Fotografer: Siti Farrah Aini)
Elvita berharap bahwa perubahan ini benar-benar membawa dampak positif, khususnya bagi mahasiswa di perguruan tinggi agar semakin siap menjadi sarjana yang kompeten dan berpengalaman di dunia kerja.
“Dengan perubahan nama dari ‘Merdeka’ menjadi ‘Berdampak’, harapannya program-program tersebut dapat benar-benar terealisasi. Tentu saja sebelum dilakukan perubahan, pasti telah melalui berbagai pertimbangan dan analisis terhadap sejumlah variabel yang menjadi acuan. Semoga hal-hal yang sebelumnya dianggap kurang juga dapat ditingkatkan,” tutup Elvita.
(Redaktur Tulisan: Michael Sitorus)