Hits: 34

Dhea Chintya

Pijar, Medan. Universitas Sumatera Utara (USU) kembali menggelar wisuda periode ketiga T.A. 2024/2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai wisudawan dari berbagai program, yaitu sarjana, diploma, pascasarjana, pendidikan spesialis, serta dokter jenjang magister. Berlangsung di Auditorium USU, wisuda diselenggarakan selama dua hari, yaitu di hari Jumat (9/5/2025) dan Sabtu (10/5/2025).

Proses wisuda dimulai dari gladi resik yang dimulai dari hari Selasa (6/5/2025), sesi foto wisudawan di hari Jumat (9/5/2025) dengan dua sesi, yaitu pada pukul 08.00 WIB dan 13.30 WIB. Acara dilanjut sesi seremonial di hari Sabtu, (10/5/2025) dengan dua sesi, yaitu pada pukul 08.30 WIB dan 13.30 WIB.

Seremoni turut menampilkan penyebutan nama-nama wisudawan yang lulus dengan predikat terpuji (cum laude), serta setiap fakultas diwakili oleh satu wisudawan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi, yang namanya disebutkan secara khusus dalam prosesi wisuda.

Proses mencapai wisuda tentunya tidak pernah mudah. Wasti dan Irat, wisudawati dari program studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik USU, akhirnya meraih gelar sarjana setelah 4,5 tahun dengan penuh suka dan duka.

“Setelah sesi foto tadi, rasanya kalau ada 1.000 beban, sudah hilang 50%. Terlebih, kami sebagai anak teknik yang lulusnya lumayan lama, rasanya ingin senyum terus karena kita akhirnya sudah menyelesaikan ini semua,” ucap Irat dengan penuh bangga.

Resmi Sarjana, Momen Haru bagi Para Wisudawan Setelah Melewati Beribu Tantangan - www.mediapijar.com
Persiapan untuk sesi foto wisudawan
(Fotografer: Dhea Chintya)

Irat menjelaskan bahwa tugas awal seperti gambar teknik (gamtek) sering menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa baru, bahkan tidak jarang membuat mahasiswa merasa kewalahan. Namun demikian, beban akademik justru semakin meningkat di semester-semester berikutnya. Ia menilai bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan studi di Fakultas Teknik tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, melainkan juga oleh kemampuan untuk beradaptasi, bertahan, dan menjaga konsistensi dalam belajar.

Wasti turut merasakan beratnya tantangan akademik yang semakin meningkat setiap semester. Ia mengaku banyak belajar dan tumbuh melalui proses tersebut. Salah satu tantangan yang dihadapi Wasti saat menjadi mahasiswa baru, yaitu Wasti sempat tidak memiliki laptop pribadi.

“Waktu itu saya cuma bisa pinjam laptop teman dan kakak. Teknik itu satu rasa satu jiwa, jadi saling peduli,” ujarnya.

Bagi Wasti dan Irat, prosesi wisuda ini bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru perjuangan yang sesungguhnya.

“Harapannya, semoga habis wisuda bisa langsung kerja, sih, terlebih harus sesuai sama background kuliah selama ini, supaya apa yang dipelajari tidak sia-sia,” akhir kata dari Wasti.

Meski menghadapi berbagai tantangan selama masa perkuliahan, mahasiswa membuktikan keseriusan dan ketangguhan mereka untuk mencapai sebuah gelar impian. Wisuda tetap menjadi momen yang sakral bagi mereka yang berhasil menyelesaikan studinya.

(Redaktur Tulisan: Dwi Garini Oktavianti)

Leave a comment