Hits: 29

(Data dihimpun melalui liputan bersama yang dilakukan oleh Kelompok 1: Anggun Anggryani Tobing, Lainatus Syifa Hasibuan, Rifki Partogi Situmorang, Amanda Citra Ayu, dan Cintya Novi Yanti Lumban Toruan)

Pijar, Medan. Maitreya berasal dari nama Buddha masa depan dalam kepercayaan Buddhisme, yang melambangkan cinta kasih universal. Dengan demikian, vihara ini menekankan ajaran cinta kasih terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Pesan inilah yang tampak jelas dari desain dan ornamen vihara yang dipenuhi dengan simbol-simbol kedamaian.

Di pintu masuk vihara, pengunjung akan disambut dengan patung Buddha Maitreya yang tersenyum lebar. Buddha ini dikenal sebagai sosok yang selalu bersukacita, ceria, tertawa, dan membawa berkah. Senyuman kasih dari wajah Buddha ini disukai oleh semua umat, tanpa memandang ras, suku, bahkan agama. Oleh sebab itu, Buddha Maitreya disebut juga sebagai Universal God.

Vihara Maitreya, Simbol Harmoni yang Dibangun dari Kebersamaan di Bawah Naungan Mapanbumi - www.mediapijar.com
Tiga Patung Suci Sang Buddha, Hakim Bao, dan Dwi Kwan In.
(Fotografer: Rifki Partogi Situmorang)

“Patung ini melambangkan kebahagiaan, cinta kasih, dan harapan agar setiap orang yang datang merasakan kedamaian. Patung ini menjadi simbol penerimaan dan keharmonisan, sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di Vihara Maitreya,” jelas Juan Edbertkho selaku relawan Vihara Maitreya selama 6 tahun.

Peletakan batu pertama dari Vihara Maitreya dilaksanakan pada 17 Januari 1999, yang kemudian diresmikan pada tahun 21 Agustus 2008. Vihara Maitreya dibangun oleh para donatur di bawah naungan Yayasan Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi) dan bukan milik perorangan.

“Proses pembangunan ini tidak dimiliki perorangan, melainkan di bawah naungan yayasan Mapanbumi, seluruh pembangunan berasal dari penggalangan dana para donatur yang berkeinginan sendiri. Jadi, semua ini bukan atas nama perorangan,” jelas Juan.

Vihara ini memiliki 3 gedung, gedung A sebagai tempat untuk para pekerja, gedung B sebagai tempat beribadah, dan gedung C sebagai tempat umum yang menyediakan restoran, kafe, dan toko souvenir. Selain menjadi tempat beribadah, Vihara Maitreya juga menyediakan tempat berupa aula yang dapat dipergunakan untuk kegiatan sosial, kebudayaan, dan pemberkatan pernikahan.

Vihara Maitreya berdiri di atas lahan yang luas dan diapit oleh pepohonan rindang, serta taman-taman yang tertata rapi. Di dalam kompleks ini, pengunjung akan menemukan arsitektur megah dengan perpaduan unsur budaya Tionghoa dan gaya kontemporer. Patung Buddha yang besar di bagian depan vihara menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin merasakan spiritualitas dan ketenangan.

Selain itu, di Vihara Maitreya terdapat taman yang indah dan kolam yang dipenuhi ikan koi, melambangkan keberuntungan dan kesejahteraan. Area taman ini sering kali menjadi spot foto favorit pengunjung karena keindahan alam yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Di sudut lain, terdapat sebuah kantin yang menjual makanan vegetarian, sesuai dengan prinsip ajaran Buddha yang mengajarkan untuk hidup seimbang dan tidak merugikan makhluk hidup.

Vihara Maitreya, Simbol Harmoni yang Dibangun dari Kebersamaan di Bawah Naungan Mapanbumi - www.mediapijar.com
Kolam Dewi Kwan In, Dewi Belas Kasih dan Pengampun.
(Fotografer: Lainatus Syifa Hasibuan)

Vihara Maitreya juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti donor darah dan kampanye peduli lingkungan di bawah Yayasan Mapanbumi. Kegiatan ini sesuai dengan filosofi Maitreya untuk melestarikan lingkungan dan mencintai semua makhluk hidup. Dalam beberapa kesempatan, vihara ini mengajak masyarakat sekitar untuk membersihkan area sekitar vihara dan melakukan penghijauan di lingkungan sekitar.

Dipenuhi dengan segala keunikan dan keindahannya, Vihara Maitreya di Cemara Asri adalah tempat yang patut dikunjungi, baik oleh mereka yang mencari kedamaian maupun sekadar ingin menikmati pesona arsitektur yang menawan. Bagi masyarakat Deli Serdang dan sekitarnya, vihara ini adalah anugerah tersendiri yang mengingatkan mereka akan pentingnya hidup dalam keharmonisan dan cinta kasih universal.

(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

Leave a comment