Hits: 15

Alvin Pandia / Patrycia Gloryanne Pasaribu

Pijar, Medan. Dalam hiruk-pikuk Kota Medan yang terus bergerak setiap harinya, ada sesuatu yang membuatnya jadi istimewa. Khususnya Kesawan, yang membuatnya menjadi tempat penuh cerita dan kenangan.

Melalui lagu “Kesawan Kita Berdua”, sang penulis Muhammad Fachrur Razie, ingin membawa pendengar ke perjalanan emosional, menyusuri setiap sudut kota yang penuh kehangatan dan cinta. Lirik-lirik dalam lagu ini menjadi pintu menuju akar ingatan nostalgia yang dalam.

“Kuajak kau berkeliling kota, melihat setiap sudutnya, berkendara dengan motor tua, dari pagi sampai senja.” Lirik pembuka ini memotret kebersamaan sederhana yang penuh dengan makna, dengan naik motor tua, perjalanan menyusuri jalan-jalan Kesawan, di mana kenangan dan cinta menemukan tempatnya.

Kesawan, dengan arsitektur kolonial yang memukau dan semangat kotanya yang hidup adalah saksi perjalanan banyak generasi. “Di Kesawan kita berdua, mengukir kenangan kita, s’perti sejarah orang lama, banyak cinta yang tercipta.” Tempat ini bukan sekadar latar cerita, tetapi menjadi jiwa dari lagu yang membawa pendengar kembali ke momen-momen kecil tetapi bermakna.

Bagi mereka yang belum pernah mengunjungi Kesawan, lagu ini menggambarkannya sebagai tempat yang hangat dan penuh semangat. Kesawan adalah simbol kehidupan kota yang dinamis dan menjadi tempat di mana cerita dimulai dan kenangan diciptakan. Dengan dirilisnya lagu ini, pendengar diajak untuk merasakan keindahan cinta dalam bentuknya yang paling sederhana, baik untuk seseorang, keluarga, atau kota itu sendiri.

“Cinta dan kenangan tidak hanya soal momen besar. Mereka tercipta dari kebersamaan dalam momen kecil yang menciptakan ikatan kuat dan membekas di hati,” demikian pesan utama lagu ini. Dengan genre pop yang menyentuh hati, “Kesawan Kita Berdua” berhasil menyampaikan perasaan nostalgia, bahagia, dan cinta yang murni.

Lagu yang dibawakan oleh band 1080 ini tidak hanya berbicara tentang cinta kepada seseorang, tetapi juga cinta pada tempat dan kenangan. “Di Kesawan kita berdua, mencari tahu tentang cinta, apakah ini masih ada? Tentunya ada, karena kau ada.” Lirik ini mengingatkan bahwa cinta tidak pernah benar-benar hilang, selama kita menghargai orang-orang dan tempat yang menjadi bagian dari perjalanan hidup kita.

Lagu ini berhasil memotret Medan dengan keindahan dan pesonanya. “Kita lewati balai kota, masih kulihat banyak kenangan, yang kini kuukir bersamamu.” Setiap sudut kota menjadi simbol hubungan manusia dengan tempat, menciptakan ikatan yang sulit dilupakan. Kebersamaan sederhana berjalan-jalan, berbagi cerita menjadi inti dari kisah yang tertuang dalam lirik ini.

Sebagai bagian dari EP (Extended Play) Retrospeksi Medan, lagu ini tidak hanya menjadi nostalgia pribadi, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal. Dengan sentuhan pop yang lembut, “Kesawan Kita Berdua” menciptakan ruang bagi pendengar untuk mengenang dan merayakan cinta dalam bentuknya yang paling sederhana.

Pesan Muhammad Fachrur Razie selaku penulis lagu, “Bahwa cinta dan kenangan bukan hanya tentang momen besar, tetapi tentang kebersamaan dalam momen-momen kecil yang menciptakan ikatan kuat dan membekas dalam hati. Kenangan di tempat seperti Kesawan membawa arti yang dalam, di mana seseorang bisa merasakan kebahagiaan, kehangatan, dan keindahan cinta dalam berbagai bentuknya.”

“Kesawan Kita Berdua” adalah lagu tentang cinta, kenangan, dan kota Medan yang dinamis. Dengarkan, dan biarkan lirik seperti “Tentunya ada, karena kau ada” mengisi hati Anda dengan kehangatan dan kebahagiaan.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment