Hits: 8
Zian Nabilla Barus
Pijar, Medan. Pengalaman magang penting untuk membantu lulusan baru menemukan pekerjaan di dunia yang kompetitif. Pengalaman magang dapat menawarkan keunggulan yang signifikan saat banyak lulusan bersaing untuk pekerjaan. Keunggulan tersebut dibutuhkan bagi perusahaan karena calon karyawan dinilai lebih siap dalam menghadapi dunia kerja.
Persaingan yang ketat di dunia kerja mendorong banyak anak muda, terutama mahasiswa, untuk aktif mengikuti kegiatan magang. Selama masa kuliah, mahasiswa didorong untuk terlibat dalam magang agar peluang kerja mereka lebih terbuka setelah lulus. Kehadiran teknologi artificial intelligence (AI) yang semakin canggih turut mempersempit lapangan pekerjaan, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan generasi muda mengenai prospek pekerjaan mereka di masa depan.
Menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim yang dikutip dari kemdikbud.go.id, lulusan S-1 harus dibekali soft skills yang mumpuni.
“Di kolam renang tidak ada arus, tidak ada angin dan ombak. Kita perlu ciptakan karakter resilience dengan melatih mahasiswa kita di dalam laut terbuka sehingga saat dia terjun ke laut dia tidak shock dan siap menghadapi tantangan,” ucapnya.
Demi mendapatkan soft skills yang mumpuni, mengikuti kegiatan magang menjadi pilihan mahasiswa. Magang dapat melatih kemampuan komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen waktu. Magang juga memberi kesempatan untuk membangun jaringan profesional yang bermanfaat di masa depan. Jika memiliki banyak pengalaman magang tetapi tidak memberikan manfaat yang dibutuhkan perusahaan, perusahaan juga enggan menerima kandidat seperti itu.
Perusahaan tidak menilai dari kuantitas magang yang dijalani, melainkan dari kualitas atau apa yang dapat diberikan seorang calon karyawan terhadap perusahaan tersebut. Hal ini disampaikan oleh Monica selaku talent acquisition and external branding head dari PT. Bina Karya Indonesia.
“Pengalaman magang itu memang merupakan poin plus. Sebagai company, sebenarnya kami melihat soft skill-nya, kreatifitasnya, loyalitasnya, rasa ingin tahunya yang tinggi. Itu sih, yang kami butuhkan.”
Selain magang, mengikuti kegiatan kepanitiaan juga dapat menjadi poin bagi mahasiswa. Meskipun kepanitiaan dinilai belum sepenuhnya merasakan dunia kerja, tetapi kepanitiaan dapat mengajarkan dasar soft skills bagi mahasiswa.
“Kepanitiaan juga ga masalah. Kan, dia juga sudah banyak belajar dari mendengar aspirasi orang, bekerja dengan banyak orang. Jadi juga ada pengaruhnya dalam penerimaan kerja,” tambah Monica.
Dengan meningkatnya persaingan di pasar kerja, pengalaman magang menjadi aset yang sangat berharga bagi lulusan baru. Hal terpenting yang dicari bukanlah seberapa sering mengikuti magang, tetapi seberapa banyak ilmu yang bisa didapat dan diimplementasikan sehingga menjadi pegangan kuat bagi anak muda dalam mencari pekerjaan nantinya.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)