Hits: 49

Farrel Kresna Maruli Sibuea / Reporter Pijar

Pijar, Medan. Panjat tebing atau dikenal juga dengan istilah rock climbing merupakan olahraga ekstrem yang menantang dan memacu adrenalin. Tidak sembarangan orang dapat melakukan olahraga ini karena panjat tebing termasuk sebagai salah satu dari banyaknya olahraga ekstrem yang dilakukan di alam bebas.

Namun, awalnya panjat tebing tidak termasuk dalam kategori olahraga yang disebabkan oleh lokasi pelaksanaannya yang berada di alam bebas dengan tidak adanya perlengkapan penjamin keamanan.

Panjat tebing sendiri pertama kali dilakukan oleh tentara Eropa sebelum Perang Dunia 1. Di mana para tentara melakukan aktivitas memanjat tebing-tebing dengan ketinggian tidak tertentu.

Sejarah panjat tebing di Indonesia pun mulai dilakukan oleh pasukan TNI Angkatan Darat (AD) pada tahun 1960 yang. Dalam hal ini, mereka memanjat tebing Citatah 48 Bandung sebagai ajang latihan.

Adapun awal mula panjat tebing modern di Indonesia dimulai pada tahun 1976 ketika Harry Suliztiarto berlatih di Citatah, Bandung. Lalu, pada tahun 1987 ia pun mendirikan klub panjat tebing pertama di Indonesia bernama SKYGERS bersama Heri Hermanu, Dedi Hikmat, dan Agus Resmonohadi.

Tak berselang lama, pada tahun 1989 berdirilah sebuah organisasi panjat tebing di Indonesia yang dikenal sebagai Federasi Panjat Tebing Gunung Indonesia (FPTGI).

Namun, namanya berubah menjadi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) pada tahun 1992. Di saat itu juga FPTI menjadi anggota organisasi panjat tebing internasional, yaitu Union Internationale des Assosiations d’Alpinisme (UIAA). Pada tahun 1994, FPTI resmi diakui sebagai induk olahraga panjat tebing oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Berdasarkan lamanya perjalanan sejarah dari olahraga ini maka banyak ajang perlombaan panjat tebing yang diadakan Indonesia. Tidak hanya itu, Indonesia pun mengirimkan delegasi terbaik untuk bertanding di kancah internasional.

Sejarah panjat tebing di Indonesia berlanjut ketika untuk pertama kalinya pada tahun 1991 Indonesia mengirimkan empat atlet panjat tebing dalam kompetisi kejuaraan internasional Oceania-Australia. Pada kejuaraan ini, atlet Andreas SM dan Deden Sutisna berhasil menerima peringkat 4 dan 5.

Namun, partisipasi Indonesia tidak hanya sekadar menyelenggarakan dan mengikuti perlombaan. Indonesia juga telah menorehkan prestasi gemilang dan mulai menunjukan keterlibatan serta kemahiran dalam kompetisi-kompetisi panjat tebing.

Salah satunya dilakukan oleh Aries Susanti Rahayu, seorang atlet panjat tebing Indonesia yang berhasil mengukir sejarah. Di mana ia memenangkan kejuaraan dan menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di cabang olahraga panjat tebing pada Asian Games 2018.

Adapun olahraga ini dapat dilakukan dengan beberapa teknik di mana tiga di antaranya adalah face climbing, friction climbing, dan fissure climbing. Face climbing adalah teknik yang dilakukan pada tebing yang memiliki tonjolan untuk dijadikan sebagai pijakan dengan meletakan posisi pijakan. Lalu, posisi kaki diputar untuk memperpanjang jangkauan tangan dan tumpuan kaki diputar dengan lebar dengan kedua kaki sejajar terbuka.

Kedua, friction climbing dilakukan pada tebing yang memiliki permukaan rata dan mengandalkan gaya gesek sebagai penumpu. Selanjutnya yang ketiga, fissure climbing dilakukan pada celah tebing mulai dari ukuran sebesar jari hingga sebesar tubuh.

Terdapat banyak teknik dalam fissure climbing, seperti memanjat pada celah tebing yang tidak terlalu lebar (jamming) dan menempelkan punggung pada tebing bagian belakang dan kaki pada bagian depan (chimneying). Tidak hanya itu, ada teknik lain yang dilakukan dengan merentangkan tangan dan kaki yang lebar pada dinding jika menemukan celah besar (bridging) serta memanjat dengan kekuatan tangan dan tanpa pijakan (hand traverse).

Dilihat dari lokasi pelaksanaan dan cara kerjanya, olahraga ini hadir dengan tujuan tertentu. Panjat tebing bertujuan untuk menyusuri jalur pendakian yang tidak dapat dilalui dengan berjalan saja. Oleh sebab itu, panjat tebing membutuhkan keahlian dan perlengkapan yang memadai. Diperlukan kekuatan, ketangkasan, dan kelenturan untuk dapat memperkuat teknik dasar dalam memanjat.

Tak lupa, daya tarik panjat tebing yang terkenal sebagai olahraga yang ekstrem ialah juga manfaatnya bagi kesehatan yang dapat menghilangkan stress, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, serta meningkatkan fleksibilitas. Olahraga ini pun bermanfaat dalam meningkatkan kinerja jantung yang dapat melancarkan sirkulasi darah.

Bagi jiwa berpetualang tinggi dan menyukai tantangan, panjat tebing adalah alternatif kegiatan maupun olahraga yang cocok untuk dicoba. Jadi, tertarik untuk mencoba olahraga ekstrem nan menyehatkan ini?

 

(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)

Leave a comment