Hits: 102

Najla Khairani / Reny Elyna Ridwan 

Pijar, Medan. The Architecture of Love (TAoL), salah satu novel laris ciptaan Ika Natassa ini akan difilmkan oleh Rumah Produksi Starvision dan segera tayang pada tahun 2024 mendatang. Selain itu, keunikan dari buku yang berhasil dicetak fisik oleh Gramedia pada bulan April 2016 ini adalah buku pertama di dunia, yang menggunakan alur cerita dari Twitter Poll #PollStory. Hal tersebut dilakukan di akun Twitter pribadi milik Ika Natassa bersama para pengikutnya.

Terbitan setiap episode TAoL ini telah dilakukan rutin setiap minggu pada hari Selasa dan Kamis pukul 21.00 WIB. Lebih dari 15 ribu suara tersumbang di sepanjang empat belas episode TAoL, sehingga berhasil rampung pada tanggal 14 Februari 2016, tepat di Valentine Day.

 

People say that Paris is the city of love, but for Raia, New York deserves the title more. It’s impossible not to fall in love with the city like it’s almost impossible not to fall in love the city.

 

Lagi-lagi Kota New York menjadi saksi bisu kisah perjuangan cinta seseorang, sehingga dinobatkan sebagai urutan teratas daftar setting kota di berbagai karya romansa. Seperti dalam novel TAoL  yang mengangkat kisah cinta Raia Risjad, seorang penulis muda yang kehilangan “muse” atau sumber inspirasinya setelah memutuskan bercerai dengan suaminya.

Ia kemudian memilih New York sebagai kota pelariannya untuk kembali menemukan inspirasinya, tetapi tak kunjung didapat. Sampailah ia pada perjalanan cintanya dengan River Jusuf, seorang arsitek misterius yang juga melarikan diri ke New York untuk menyembuhkan kesedihannya, setelah istrinya meninggal karena kecelakaan.

River juga memiliki kesamaan dengan Raia, yaitu tidak menyukai keramaian. Namun, River mampu membuat Raia melihat New York lebih dalam dengan cara yang berbeda.

River yang senang menggambar gedung-gedung arsitektural di sana mengajari Raia bahwa setiap bangunan memiliki filosofi ceritanya masing-masing. Sesuai dengan sampul novel ini, yang mendefinisikan kata arsitektur dengan sketsa landmark khas New York seperti Empire State Building dan Brooklyn Bridge, yang menggambarkan bagaimana kisah Raia dan River bergulir di Kota New York yang penuh harapan.

Ika menjawab rasa penasaran para pembaca setianya terhadap tiap sudut lanskap keindahan kota pusat seni dunia ini dengan menampilkan sketsa-sketsa dari tiap tempat yang menjadi filosofi New York serta cinta bagi Raia dan River. Mulai dari Manhattan/Greenwich Village, Brooklyn, dan Queens, yang termasuk dalam kota terbesar di Amerika Serikat dengan suasana bohemian-nya mampu menarik penikmat seni untuk melihat segala arsitektur megah di Eropa.

Tribeca, SoHo, Central Park, dan Kensington dengan kesan seni visual zaman dahulu yang tidak akan pernah lekang sensasi romansanya. Sampai Chinatown (Kampung Cina) dan Little Italy (Italia Kecil) yang sudah mengalami modernisasi karena asosiasi etnisnya, tetapi tetap menggembirakan dengan keramah-tamahan masyarakat di sana. Semua sudut kota lainnya sudah Raia susuri demi mencari sepenggal cerita di setiap jengkalnya.

 

You know what is wrong about always searching for answers about something that happened in your past? It keeps you from looking forward. It distracts you from what’s in front of you, Ya. Your future,” – halaman 250.

 

Raia tidak menyangka bahwa hatinya akan jatuh kepada River melalui rangkaian kronologi dari perjalana rasa di antara keduanya yang jatuh di tempat dan bangunan berbeda. Apartemen Aga, teman Raia di Manhattan menjadi tempat mereka digariskan bertemu. Kedai kopi di West 59th Street, tempat mereka saling mengenal pertama kali.

Flatiron Building yang mengawali petualangan mereka keliling Kota New York. Queensboro Bridge menjadi simbol harapan yang menyambut orang-orang ke kota itu untuk mengadu nasib. Paley Park di East 53rd Street, oasis di tengah hiruk-pikuk Manhattan yang juga menjadi tempat mereka berbagi canda pertama kali.

Rumah pantai di Montauk yang menyimpan cerita ciuman pertama mereka. Grand Central Terminal, tempat River mengajari Raia bahwa arsitektur selalu merupakan pertemuan antara cinta, pikiran, dan alasan. Terakhir, toko buku favorit Raia, WORD yang juga di Brooklyn, menjadi tuan rumah pertemuan book clubs dan kelompok menulis sekaligus menjadi tempat tiga kata dari River itu terucap.

 

“Aku mau kamu.”

“I can live with that, Riv. I can live with that,” jawab Raia.

Halaman 292.

 

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment