Hits: 51

Putri Romawani / Yulia Kezia Maharani

Pijar, Medan. Dunia era digitalisasi dewasa ini, membuat teknologi menjadi sahabat tak terpisahkan bagi manusia. Terdapat anggapan bahwa penggunaan teknologi sering kali cenderung membawa dampak negatif. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku bagi guru muda berprestasi bernama Mardimpu Sihombing.

Kehadiran Mardimpu muncul sebagai pionir untuk mengubah paradigma tersebut. Kepedulian besar terhadap dunia pendidikan membuat sosok Mardimpu memiliki tekad bulat untuk tidak hanya menjadi pendidik yang berkualitas, tetapi juga berperan aktif membentuk karakter generasi muda. Hal tersebut menjadikannya salah satu dari 3004 guru yang terpilih oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyandang gelar Guru Penggerak.

Bagi Mardimpu, menjadi seorang guru bukan hanya tentang memberikan pelajaran, melainkan juga menjadi pembelajar sejati yang menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan. Di tengah gempuran teknologi, Mardimpu memilih pendekatan yang inovatif dengan menggunakan media sosial seperti TikTok dan Instagram sebagai alat untuk menyampaikan pelajaran dan sarana tugas.

“Jika seorang guru tidak cekatan dalam mengajarkan siswanya memanfaatkan teknologi dengan baik, maka siswa akan terjerumus ke dalam dampak negatif dari teknologi tersebut. Untuk itu, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan teknologi seperti media sosial sebagai  sarana mencari dan menemukan ilmu,” ungkapnya.

Sistem belajar modern yang diterapkannya bukan hanya berhasil memperbaiki kebiasaan siswa, tetapi juga mengubah sifat dan karakter mereka. Melalui kewajiban mengunggah tugas, siswa terlatih untuk percaya diri dan mengatasi rasa insecure.

Keberhasilan Mardimpu tidak berhenti sampai di situ. Kini, selain menjadi Guru Penggerak, ia juga menjadi dosen praktisi di Universitas Samudra Aceh untuk mata kuliah Pengantar Pendidikan. Selain itu, ia juga mengajar mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Geografi di Universitas PGRI Sumatera Barat.

Kesuksesannya terus berlanjut ketika ia dinobatkan menjadi pemenang Sustainable Development Goals (SDGs) Idea Project Asia World Peace Summit 2023, sebuah program yang bertujuan pada aksi global seperti memberantas kemiskinan, mengurangi kesenjangan, melindungi lingkungan, dan mempertahankan kesetaraan gender. Melalui proyek “Peace is My DNA Tolerable To Diversities” Mardimpu bersama timnya menjadi delegasi kehormatan serta inisiator perdamaian di bumi Asia.

Penghargaan lainnya pun menghampiri Mardimpu. Gelar Guru Konten Kreator Pendidikan Indonesia oleh Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek dan Konten Kreator Terkreatif disematkan kepadanya. Namun, di balik segala kesuksesan tersebut, ia tetap merawat semangat untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda.

Mardimpu berpesan kepada generasi muda, bahwa jangan karena merasa kecil, jadi berpikir tidak punya daya untuk berkembang. Tetap fokus pada tujuan dengan menghiraukan perkataan buruk dari orang lain. Seseorang akan merasakan dampak positif dari perubahan kecil yang setiap hari kita bagikan.

“Lewat perubahan kecil yang setiap hari kita bagikan, maka seseorang akan merasakan dampak dari posting-an kita. Berubah memang tidak selalu kita inginkan, tapi yang sejati itu adalah perubahan. Oleh karena itu, lakukan dampak mulai dari hal kecil dengan cinta yang besar, pasti akan berkembang menjadi dampak yang besar bagi banyak orang,” tutup Mardimpu dengan penuh semangat.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment