Hits: 30
Raymond Putra Pratama Silalahi
Saat itu sangat ramai di sana
Dua ratus jumlah manusia
Diterpa oleh sang ibu cahaya
Menunggu, siap mereka pergi dari sana
Dermaga kayu coklat tua
Dengan suara kibasan air pelan
Menuntunku masuk ke ruangan itu
Berat kaki melangkah, hati yang menahan
Genggamanmu kuingat
Lembut tanganmu, raut wajahmu saat itu
Aku tidak tahu apa yang kau rasakan
Seakan memintaku menetap pada kota ini
Rancu semua yang terjadi
Sama sekali tidak bisa dimengerti
Seakan kau mengusirku
tetapi kau menahanku
Sekarang aku sudah ada di ujung cerita
Berharap tidak berakhir seperti ini
Bahagia tentu yang jadi keinginan
Namun senyum sudah di akhir malam
Aku masih bisa melihatmu
Kapal ini berjalan bersama burung-burung,
Indah waktu itu
Tapi tangis yang ada di pipi
Apa ini menjadi akhir?
Apa ini akan menjadi sunyi?