Hits: 63

Marshella Febriyanti Hutabarat / Syah Hendra Mahadi

Pijar, Medan. Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara Tahun 2022 Kelas B menyelenggarakan sebuah pameran foto bertajuk Arsviderci. Pameran ini mengangkat tema “Perjalanan Rasa” yang terbagi atas tiga, yaitu lahir, hidup, dan mati. Kegiatan ini berlangsung di Pos Bloc Medan pada Sabtu (09/12/2023).

Virgi Afwan Fathoni selaku Ketua Panitia Arsviderci, mengungkapkan alasan memilih tema ini. Pihaknya merasa bahwa penafsiran tentang kelahiran, kehidupan, dan kematian itu bisa berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwasanya kelahiran adalah kematian, ada yang beranggapan bahwa tidak selamanya kematian berarti orang itu hilang, dan ada pula yang memandang kehidupan itu abu-abu.

Arsidevirci - mediapijar.com
Suasana Pameran
(Fotografer: Syah Hendra Mahadi)

Pengunjung yang datang bervariasi, mulai dari anak sekolah, remaja, dan juga orang tua. Ada yang sekadar melihat dan ada pula yang mengabadikan momen dengan berswafoto. Salah seorang pengunjung mengutarakan pendapatnya mengenai pameran ini.

“Unik, ya, konsepnya. Mungkin karena siklus hidup, dari lahir, hidup, dan setelahnya gitu. Beda aja dari yang lain. Keren dan pas sama malam minggu, jadi bisa sambil ngumpul-ngumpul,” ungkap Najla.

Saat memasuki area pameran, pengunjung dibawa ke perjalanan rasa yang pertama, yaitu lahir. Terdapat gambar bayi dan makhluk hidup lainnya yang akan memulai kehidupan. Selanjutnya, menuju ke perjalanan rasa yang kedua, yaitu hidup. Perjalanan rasa ini menampilkan sejumlah gambar yang menonjolkan berbagai emosi dan kejadian berkesan.

Terakhir, sampailah pengunjung pada perjalanan rasa yang ketiga, yakni mati. Perjalanan rasa yang ketiga ini merujuk pada gambar-gambar mengenai akhir baik maupun buruk sebuah cerita kehidupan.

Virgi berharap pesan dari foto-foto yang mereka pamerkan dapat tersampaikan dengan baik kepada para pengunjung yang datang.

“Karena lewat foto ini kami mau menyampaikan pesan kepada pengunjung. Gambar ini berbicara, loh,” tuturnya.

Selain dapat menjelajahi perjalanan rasa, ada pula cermin yang dihias sedemikian rupa untuk menampilkan kesan instagramable dan zona interaktif berupa kanvas. Nantinya, para pengunjung bisa memberi cap jempol  pada kanvas menggunakan cat yang disediakan sebagai kenangan. Tidak hanya itu, para panitia dan pengunjung juga ikut serta meramaikan acara dengan menyumbangkan suaranya.

Haris Wijaya, dosen pada Mata Kuliah Fotografi, mengungkapkan bahwa kegiatan pameran ini merupakan agenda yang dilakukan setiap tahun.

“Ini semacam agenda tahunan, jadi mereka bisa mempersiapkan diri kalau misalnya jadi humas atau HRD. Ini untuk latihan ke dunia kerja, skill mereka untuk menjadi event organizer,” jelas Haris.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment