Hits: 44

Jennifer Francesca

Pijar, Medan. Teh dan kopi, dua jenis minuman yang popularitasnya tak perlu diragukan lagi. Keduanya tak jarang diperdebatkan, baik dari segi kenikmatan maupun manfaatnya bagi tubuh. Lantas, manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi? Teh atau kopi?

Salah satu alasan mengapa teh dan kopi ramai digemari adalah karena kandungan kafein yang dimiliki. Kafein adalah zat stimulan alami yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat manusia.

Konsumsi kafein dengan dosis yang wajar dapat memberikan dampak positif, seperti membantu diri lebih terjaga, meningkatkan fokus dan performa fisik, serta menunda timbulnya rasa lelah. Sebaliknya, jika dikonsumsi secara berlebihan, kafein dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh, seperti sakit kepala, detak jantung tidak teratur, asam lambung, hingga osteoporosis.

Dilansir dari laman yankes.kemkes.go.id, konsumsi minuman dengan kandungan kafein—untuk orang dewasa yang sehat—dianjurkan tidak lebih dari 400 miligram (mg) per harinya. Anjuran ini tentunya diterapkan secara berbeda untuk anak-anak, lansia, dan orang dewasa yang kurang sehat.

Teh dan kopi memiliki kadar kafein yang berbeda. Melansir dari sehatq.com, setiap 240 mililiter (ml) atau satu cangkir kopi rata-rata mengandung 95 mg kafein. Sedangkan, pada teh dengan volume yang sama terkandung 47 mg kafein untuk teh hitam dan 20-45 mg untuk teh hijau. Dari sini, sudah terlihat bahwa kopi memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi dibandingkan teh. Namun, kandungan kafein dalam kedua minuman tersebut dapat berubah tergantung jenis, sajian, dan metode penyeduhannya.

Selain manfaat dari kandungan kafeinnya, teh juga memiliki beragam manfaat lainnya. Studi yang diterbitkan dalam jurnal kesehatan “Nutrition Bulletin” menemukan bahwa konsumsi teh secara teratur mampu mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Tak hanya itu, studi lain menemukan bahwa konsumsi teh dapat mengurangi tingkat stres lebih banyak dibandingkan dengan minuman berkafein lain seperti kopi.

Penelitian lain juga telah membuktikan bahwa orang yang mengonsumsi teh secara teratur memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi sehingga tidak mudah mengalami pengeroposan tulang. Kandungan fluoride dalam teh juga dapat melindungi gigi dan gusi dari penyakit.

Namun, teh mengandung senyawa tanin yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Apabila asupan zat besi tidak tercukupi, tubuh akan kesulitan atau bahkan tidak bisa memproduksi jumlah hemoglobin yang dibutuhkan dan membuat tubuh kekurangan oksigen.

Konsumsi teh secara berlebihan juga dapat mendatangkan berbagai macam dampak negatif bagi tubuh, seperti menimbulkan rasa cemas, gangguan tidur, mual,  hingga meningkatnya risiko kanker prostat.

Berdasarkan “Jurnal Practical Neurology”, konsumsi kopi dapat mencegah penurunan fungsi kognitif otak, seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer. Beberapa penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer hingga 65% lebih rendah sebab kandungan kafein yang dimilikinya.

Kandungan asam klorogenik dan polifenol yang berlimpah dalam kopi sudah terbukti dapat mengurangi peradangan yang memicu beberapa penyakit, seperti diabetes dan obesitas. Beberapa manfaat konsumsi kopi lainnya adalah melindungi hati, menjaga kesehatan jantung, dan mengurangi risiko kanker.

Sama halnya dengan teh, konsumsi kopi dengan dosis yang tidak tepat juga dapat mendatangkan dampak buruk bagi tubuh. Tanpa disaring, zat alami yang ada di dalam kopi mampu meningkatkan kadar kolesterol. Kandungan asam kopi yang lebih tinggi dibanding teh juga dapat menyebabkan terjadinya masalah pencernaan. Selain itu, konsumsi kopi yang berlebihan akan mengurangi kepadatan tulang sekitar dua hingga empat persen sehingga dapat mempercepat terjadinya pengeroposan tulang.

Baik teh ataupun kopi sama-sama memiliki manfaat yang berlimpah bagi tubuh, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penentuan antara keduanya dapat disesuaikan pada preferensi masing-masing individu. Kalau kamu tim teh, kopi, atau malah keduanya?

 

(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)

Leave a comment