Hits: 44
Fanny Novitadewi
Pijar, Medan. Pada era perkembangan teknologi seperti saat ini, mahasiswa dituntut untuk dapat beradaptasi dengan era transformasi digital. Gojek menyelenggarakan gelar wicara bertajuk GoCampus Roadshow pada 17 kota di Indonesia, salah satunya yakni di Kota Medan tepatnya di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) pada Selasa (26/9/2023).
Di kesempatan ini, GoCampus mengusung tema “Digital Transformation and What Student Need to Prepare for Their Career”, ditujukan untuk memfasilitasi mahasiswa dan mahasiswi dalam mengembangkan keterampilan teknis dan non-teknis, sehingga nantinya bisa berkontribusi langsung dalam memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk memudahkan kehidupan dan orang-orang di sekitar.
Rektor USU, Muryanto Amin turut hadir sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan ini. Beliau berharap melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih siap dalam menghadapi era transformasi digital dengan tidak hanya terfokus pada pembelajaran di kelas.
“Proses belajar sehari-hari harus dibarengi dengan latihan untuk melatih kemampuan berpikir, memahami masalah, mengetahui masalah, lalu berpikir untuk mencoba mengatasi masalah itu dengan memberikan solusi-solusi agar masalah itu dapat diselesaikan,” ucapnya.

(Fotografer: Fanny Novitadewi)
Kegiatan ini dihadiri kurang lebih sebanyak 300 peserta dengan menghadirkan sejumlah pemateri yang berkompeten dan mumpuni di bidangnya. Sahli Adrian Fauzi selaku Area Head Gojek Sumatera Utara dan Syafrizal Helmi Situmorang selaku dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU membagikan pengalaman dan ilmu yang berkaitan dengan transformasi digital melalui perspektif ekonomi dan industri transportasi online.
Alfi Siregar, alumni mahasiswa USU yang kini menggeluti profesi sebagai konten kreator juga turut menjadi pemateri. Alfi mulai menggeluti bidang ini sejak masih duduk di bangku kuliah, ia juga membagikan kiat-kiat kepada mahasiswa bagaimana cara mengatur waktu yang baik dan motivasi dalam proses pembuatan konten.
“Kalau dulu, tuh, aku udah melalui trial and error pastinya, ya. Tapi, yang paling cocok ke aku adalah time management-nya dengan menggunakan eisenhower matrix. Jadi, aku mengurutkan membuat to-do-list, kemudian mengurutkan prioritas dan urgensinya sampai ke yang paling tidak prioritas dan paling tidak urgent. Biasanya dalam sehari, di pagi hari sampai sore, aku kuliah nugas dan segala macam urusan kuliah dan di malam harinya aku bikin konten,” jelasnya.
Alfi pun berharap agar mahasiswa lebih dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih baik dan konsisten jika ingin serius menjalani bidang tersebut.
“Sedikit cerita awal-awal, ya, aku bikin konten itu nggak langsung FYP. Aku bikin sepuluh konten, yang FYP cuma satu. Kemudian, aku bikin dan nggak ada yang FYP lagi. Sampai aku bikin ada 30-40 konten, yang FYP cuma 1-2, tapi aku tetap konsisten. Aku tetap bikin setiap hari sampai akhirnya aku dilirik TikTok, jadinya konten aku ada yang naik dari situ. Pokoknya jangan nyerah aja,” tutur Alfi.
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

