Hits: 25

Naomi Adisty

Pijar, Medan. Indonesia merupakan negara agraris yang ditandai dengan sebagian besar masyarakat bekerja di sektor pertanian. Hal itu pun didukung oleh sumber daya alam Indonesia yang terbentang di sektor pertanian cukup mumpuni.

Pertanian Indonesia juga tak lepas dari sejarah yang panjang. Pada masa penjajahan Belanda, kebebasan pertanian Indonesia masih terbatas, sehingga ditetapkan tanggal 24 September sebagai Hari Tani Nasional untuk memperingati perjuangan kebebasan pertanian Indonesia sekaligus dikeluarkannya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) pada tahun 1960.

Dilansir dari akun Kementerian ATR/BPN, Hari Tani Nasional kali ini disemarakkan dengan tema “Kinerja dan Kolaborasi untuk Indonesia Maju”. Diusung guna membangun transformasi pertanian dan kinerja pertanian yang lebih maju.

Kondisi sektor pertanian Indonesia meningkat dari tahun ke tahun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,77 persen dan tahun 2021 tumbuh 1,87 persen. Kemudian, pada 2022 tumbuh 2,25 persen dan memberikan kontribusi pada perekonomian nasional sebesar 12,40 persen.

Namun, pertumbuhan generasi sektor pertanian ini menjadi perhatian. Hal tersebut ditandai dengan minat generasi muda di sektor pertanian rendah. Berdasarkan hasil survei Jakpat, hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang ingin bekerja di bidang pertanian dikarenakan tidak adanya pengembangan karir.

Penurunan minat generasi muda di sektor pertanian ini juga dirasakan oleh petani yang telah berusia lanjut. Salah satu petani berusia lanjut menyatakan bahwa semakin susah untuk mengelola dan meregenerasi tenaga kerja di bidang pertanian.

“Kalau sekarang ini dilihat perkembangan minat pertanian di Indonesia nggak banyak dikelola anak muda, sehingga untuk regenerasi atau memberikan warisan pengelolaan pertanian ini susah karena nggak ada yang minat. Apalagi kayak di perdesaan ini, nggak ada yang minat dan berkembang,” ujar Carimina Bangun seorang petani berusia lanjut.

Hati Tani Nasional - www.mediapijar.com
Pertanian di bawah kaki gunung.
(Fotografer: Naomi Adisty)

Bahkan, tak hanya petani berusia lanjut saja yang merasakannya, tetapi distributor hasil pertanian juga turut merasakan. Rudi Tarigan, seorang distributor di Pasar Induk Lau Cih Medan merasa bahwa semakin sukar mencari pengelola hasil tani generasi muda.

“Distributor hasil pertanian sekarang jarang ‘dipegang’ oleh anak muda. Banyak dikelola seperti kami ini yang sudah berumur, kisaran 40 tahun ke atas gitulah. Ke depannya anak muda bisa ambil alih di bidang pertanian atau jadi petani muda dengan metode terbaru untuk kemajuan gitu,” ucapnya.

Selain untuk memperingati, Peringatan Hari Tani Nasional ini juga memberitahukan bahwa sektor pertanian masih butuh perhatian untuk lebih maju.

 

(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

Leave a comment