Hits: 1083

Indah Mawarni

Pijar, Medan. Setelah menyelenggarakan gelar wicara dan pameran, kini Konferensi Penyiaran Indonesia mengadakan Seminar Nasional bertemakan “Mewujudkan Isi Siaran Pemilu 2024 yang Sehat, Berimbang, dan Bermartabat”. Seminar ini merupakan puncak Konferensi Penyiaran Indonesia 2023 yang dilaksanakan di Hotel Adimulia pada Kamis (27/07/2023).

Konferensi Penyiaran Indonesia 2023 mendatangkan pembicara kunci Widodo Muktiyo selaku Staf Ahli Menteri di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), serta beberapa narasumber seperti Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra, Pemerhati Media Paulus Widiyanto, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) Gilang Iskandar, dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Nasional Indonesia (ATVNI) M. Riyanto.

Widodo menjelaskan bahwa semua orang dapat terkena informasi bohong atau hoaks dan berita palsu (fake news) tanpa memandang status sosial dan latar belakang pendidikan orang tersebut.

“Seolah-olah hebat saat membagikan informasi duluan merupakan tantangan komunikasi khususnya menjelang Pemilihan Umum 2024,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa Kominfo menjalin kerja sama dengan berbagai pihak agar UU ITE dapat diterapkan dengan baik, terutama dalam menangani Pemilu 2024.

Seminar KPI - www.mediapijar.com
Pemaparan materi dari pembicara kunci.
(Fotografer: Indah Mawarni)

”Berkolaborasi untuk berjalannya UU ITE sebagai bagian dari upaya memfilter dan mengamankan adanya ranah digital yang sehat dan aman. Yang aslinya memberikan inspirasi kepada publik agar menjadi cerdas lebih maju termasuk adanya penandatanganan dengan pihak-pihak penyelenggara pemilu. Ini sudah berlangsung sekian lama. Artinya sudah menjadi bagian dari setiap ada pemilu kita antara Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), Kominfo, dan institusi lainnya terkait penegakan hukum,” jelasnya.

Iswandi menerangkan bahwa terdapat tiga hal yang menentukan jenis pemantauan siaran pemilu, yaitu tujuan pemantauan, orang yang dipantau, dan dampak konten pemilu bagi publik pemilih.

Pemantauan yang dilakukan disesuaikan dengan tiga indikator tersebut. Dalam hal ini, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bekerja sama dengan berbagai pihak seperti KPU, Bawaslu, Dewan Pers, hingga perguruan tinggi.

Farida Hanim selaku Ketua Panitia Konferensi Penyiaran Indonesia 2023 berharap, dengan dilaksanakannya acara ini akan muncul masukan-masukan akademik agar konten di media baik  televisi, radio, dan bentuk platform media baru lainnya bisa menjadi konten yang lebih baik dan juga membangun masyarakat

“Seperti slogannya ‘Penyiaran Sehat, Penyiaran Hebat, serta Penyiaran Bermartabat’, karena kalau kontennya sehat mudah-mudahan masyarakatnya sehat,” ungkapnya kepada Pijar.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment