Hits: 56
Rays Publisher
Pada tahun 2012, beberapa mahasiswa Teknik Mesin berinisiatif untuk mengabdi kepada negara dengan membuat sesuatu hal yang berguna, hingga terciptalah rancangan untuk merakit mobil hemat energi. Mobil-mobil yang mereka ciptakan adalah mobil yang dirancang untuk dipakai di masa depan, di mana mobil tersebut hanya dikendarai oleh satu orang. Dari sinilah, Tim Horas USU berdiri. Tim Horas USU adalah organisasi perakit mobil hemat energi yang berdiri sejak tahun 2012 hingga saat ini.
Untuk bertahan sampai saat ini bukanlah perihal yang mudah. Banyak rintangan-rintangan yang harus dilalui, misalnya bekerja hingga larut malam, kekurangan dana, sempat tidak memiliki ruang kerja, bahkan ruang kerja yang harus berpindah-pindah. Tapi bukan pejuang namanya jika tantangan-tantangan tersebut tidak bisa dilalui. Buktinya, sudah hampir 7 tahun Tim Horas USU tetap berdiri kokoh.
“Saya senang bergabung di Tim Horas USU. Karena di sini, saya bisa mengaplikasikan teori yang saya dapat di bangku perkuliahan. Teori tanpa praktek adalah omong kosong, makanya saya mau belajar lagi di sini. Di kampus memang ada prakteknya, tapi ada waktu yang terbatas untuk mengaplikasikannya, misalnya hanya beberapa bulan saja. Tapi jika di sini, saya kan bisa menuangkan ide saya dan bekerja sama dengan teman-teman yang lain untuk menciptakan hal yang baru,” cerita Vincent, mahasiswa Teknik Mesin stambuk 2016.
Tim Horas mampu bersaing dengan tim-tim lain baik kancah nasional maupun internasional. Hal ini terbukti ketika Tim Horas mampu menyabet juara 1 di IEMC (Indonesia Energy Marathon Challenge), Surabaya pada tahun 2012, juara 1 di SEM (Shell Eco-Marathon) Asia, Manila pada tahun 2014, juara 2 di SEM (Shell Eco-Marathon) Asia, Manila pada tahun 2015, juara 3 di SEM (Shell Eco-Marathon) Asia, Manila pada tahun 2016, hingga best of the track KMHE di Padang pada tahun 2018. Dan pada pertengahan November 2019 nanti, Tim Horas siap bertanding lagi untuk KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi) 2019.
Persiapan yang sudah dilakukan Tim Horas untuk mengikuti KMHE 2019 adalah sudah melakukan riset untuk program ECU (Engine Control Unit) dan riset untuk membuat sistem vakum. “Lagi riset buat sistem vakum, dulunya masih manual, pakai kuas jadi hasilnya ada body yang kurang kuat. Jadi kalau sistem vakum memang dicetak tapi pakai bantuan udara. Hasilnya lebih rata dan lebih kuat,” ucap Ebenezer salah satu anggota Tim Horas ketika ditanya mengenai perubahan apa yang akan dilakukan tahun ini.
Dengan menciptakan inovasi gabungan antara urban diesel dan ECU, Tim Horas pastikan mobil yang akan berlaga di KHME 2019 mampu mencapai hasil terbaik. “Target tahun ini untuk urban diesel kami menargetkan 300km/liter. “Kalau sudah mencapai ini, minimal target juara 2 sudah ditangan,” pungkas Candra sebagai anggota Tim Horas. Selain inovasi baru di bagian mesin, Ebenezer beserta anggota sedang dalam riset untuk bahan pembuatan body menggunakan fiber carbon.
“Jadi tahun ini kita juga akan menggunakan fiber carbon untuk full body. Fiber carbon sendiri merupakan material paling kuat, ringan dan tahan api, biasanya material ini sudah dipakai mobil-mobil sport mahal. Kalo udah pakai material ini kan kita bisa irit bahan bakar karena materialnya ringan,” pungkasnya.
Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang