Hits: 23
Samuel Sinurat
Pijar, Medan. SEA Games merupakan pesta olahraga yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Pesta olahraga edisi ke-32 yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei hingga 17 Mei 2023 di Phnom Pehn, Kamboja ini diwarnai berbagai rekor dan kontroversi yang dilakukan negara penyelenggara dan negara peserta.
Kamboja sebagai negara penyelenggara SEA Games telah menimbulkan berbagai kontroversi terhadap negara peserta ajang SEA Games, termasuk Indonesia. Pertama, bendera Merah Putih yang dikibarkan secara terbalik pada pre-show ceremony. Insiden tersebut membuat sebagian besar masyarakat Indonesia meluapkan amarahnya di media sosial. Atas insiden tersebut, Kamboja sebagai meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.
Insiden berikutnya adalah penggunaan kursi plastik hijau di ruang ganti timnas sepak bola Indonesia. Kondisi ruang ganti stadion Olympic telah menjadi sorotan berbagai pihak. Banyak pihak bertanya tentang kesiapan dan keseriusan Kamboja sebagai negara penyelenggara SEA Games. Mereka menjadi ragu setelah melihat kursi plastik di ruang ganti pemain tersebut.
Namun, situasi tersebut tidak mempengaruhi timnas sepak bola putra Indonesia dalam meraih kemenangan. Pada laga pembuka, grup timnas sepak bola putra Indonesia menang dengan skor 3-0 dan di laga selanjutnya timnas Indonesia menang 5-0 atas Myanmar.
Kejadian yang kurang menyenangkan juga dialami oleh atlet bulu tangkis putri Indonesia. Beredar video di media sosial yang menunjukkan kamar para atlet bulu tangkis putri tergenang air hujan akibat mengalami kebocoran. Insiden tersebut dialami oleh Mutiara Ayu Puspitasari, Stephanie Widjaja, dan Komang Ayu Cahya Dewi. Manajer Tim Eddy Prayitno membenarkan peristiwa tersebut dan mengatakan bahwa masalah tersebut sudah ditangani oleh pihak panitia penyelenggara.
Kembali terjadi pada atlet bulu tangkis, Indonesia dilarang mengirim pemain ganda campuran untuk ikut berpartisipasi. Pelaranggaran tersebut dikonfirmasi oleh kepala bidang humas dan media PBSI, Broto Happy. Ia mengatakan Indonesia tergolong negara kuat dalam cabang olahraga bulu tangkis ganda campuran.
Selanjutnya, pesilat asal Indonesia Bayu Lesmana dipaksa menyerah kalah walk out (WO) pada final kelas tanding U-45 SEA Games. Kepala pelatih timnas pencak silat Indonesia Indro Catur Haryono menjelaskan kronologi insiden tersebut.
Ia menjelaskan bahwa awalnya nomor ini hanya diikuti oleh atlet Indonesia, Singapura, dan Kamboja. Untuk memenuhi persyaratan yang mengharuskan minimal empat atlet bertanding, atlet dari Malaysia ditambahkan dan disetujui.
Keputusan Bayu Lesmana WO adalah kesepakatan bersama dengan empat negara peserta. Kesepakatan itu diambil sebagai bentuk apresiasi karena sang tuan rumah mau menyelenggarakan kelas pencak silat di SEA Games. Sebab, Kamboja awalnya menolak menggelar pertandingan olahraga tersebut karena tidak populer di Kamboja. Meski begitu, Indonesia tetap menjadi juara umum olahraga pencak silat setelah meraih 16 medali, yaitu enam emas, sembilan perak, dan satu perunggu.
Insiden terakhir yang terjadi adalah seremoni medali dengan menggunakan lampu sorot mobil dan tiang bendera yang dipegang oleh manusia. Insiden seremoni medali dengan lampu sorot mobil terjadi pada saat pengalungan medali juara untuk cabang atletik nomor 20 km. Lampu sorot mobil digunakan sebagai penerangan karena pencahayaan podium yang gelap. Tiang bendera yang dipegang oleh manusia menjadi pembicaraan di sosial media, karena umumnya penyelenggara telah menyiapkan tiang bendera pada saat pemberian mendali kepada pemenang lomba.
Selain kontroversi yang menyelimuti Kamboja selaku tuan rumah, SEA Games kali juga menciptakan berbagai rekor baru. Indonesia keluar sebagai juara tiga umum setelah Vietnam dan Thailand, Merah Putih meraih total 276 medali yang terdiri dari 87 emas, 80 perak, dan 109 perunggu. Indonesia menjadi juara umum pada cabang olahraga wushu, voli, tenis, e-sport, bulu tangkis, angkat besi, pencak silat, basket, dan sepak bola.
Cabang olahraga yang paling menarik perhatian adalah sepak bola putra. Penantian timnas sepak bola putra Indonesia selama 32 tahun akhirnya terbayar lunas. Rekor bersejarah itu terjadi usai timnas Indonesia mengalahkan timnas Thailand di partai final dengan skor 5-2.
Meskipun sempat mengalami insiden kericuhan antara timnas Indonesia dan Thailand, pada akhirnya timnas sepak bola putra Indonesia berhasil membawa pulang medali emas dan mencetak rekor baru dalam cabang olahraga tersebut.
Berakhirnya SEA Games edisi ke-32 di Kamboja ditutup dengan pertunjukan musik dan pengumuman Thailand sebagai tuan rumah SEA Games di tahun 2025.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)