Hits: 29
Husna Nabila Pulungan
Pijar, Medan. Hari Pendidikan Nasional jatuh pada 2 Mei yang bertepatan dengan kelahiran Bapak Perintis Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Tahun ini, tema dari Hari Pendidikan Nasional adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.
Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memberikan inovasi terhadap sistem pendidikan di Indonesia, seperti kebijakan Merdeka Belajar untuk para siswa dan Kampus Merdeka untuk para mahasiswa.
Dalam program Kampus Merdeka terdapat sembilan program yang bisa dicoba oleh seluruh mahasiswa Indonesia, di antaranya Kampus Mengajar, Magang Bersertifikat, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, Indonesian International Student Mobility Awards (Iisma), Praktisi Mengajar, Bangkit by Google, GoTo, and Traveloka, hingga Kementerian ESDM – GERILYA.
Dilansir dari kemendikbud.go.id, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional 2023 ini, Menteri Kemendikbudristek menyampaikan pidatonya. Ia berharap gerakan Merdeka Belajar terus dapat berkelanjutan.
“Hari Pendidikan Nasional tahun ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk merefleksikan kembali setiap tantangan yang sudah dihadapi, juga setiap jengkal langkah berani yang sudah diambil. Dengan merefleksikan hal-hal yang telah kita lakukan sepanjang tiga tahun terakhir, kita dapat merancang arah perjalanan kita ke depan guna memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan gerakan Merdeka Belajar,” ujar Nadiem.
Dari kacamata Abdul Kodir, salah seorang guru di sekolah swasta Medan, program merdeka belajar ini memiliki plus minus dalam penerapannya.
“Menurut saya program merdeka belajar ini konsepnya sangat bagus, tetapi pada saat penerapannya kepada para siswa ternyata banyak mengalami hambatan. Kurangnya sosialisasi yang diberikan oleh sekolah asal merupakan faktor utama yang menyebabkan hal ini terjadi. Metode belajar yang dipakai saya rasa juga kurang efektif untuk diterapkan kepada para siswa karena kurangnya referensi bahan ajar,” jelasnya.
Abdul juga berharap agar Dinas Pendidikan melakukan evaluasi ulang terhadap program ini, apalagi dengan tidak meratanya sosialisasi tentang konsep merdeka belajar. Di mana terdapat beberapa sekolah di luar daerah yang belum juga menerapkan program merdeka belajar, konsep perencanaan dan konsep pelaksanaan yang terjadi juga kerap tidak sejalan. Diharapkan pendidikan bisa berjalan dengan baik dengan tidak menyalahkan salah satu pihak lagi dan benar-benar menjalankan konsep merdeka belajar yang sebenarnya.
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)