Hits: 123
Shafna Jonanda Soefit Pane
Pijar, Medan. Kriya Fest Sumatera Utara 2023 merupakan acara pameran kerajinan daerah pertama yang dipelopori oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada) Provinsi Sumatera Utara. Kriya Fest dilaksanakan di Tiara Convention Center, Jl. Cut Meutia (Imam Bonjol), Medan selama tiga hari berturut-turut, mulai dari tanggal 21-23 Februari 2023.
Sejak tanggal 28 Januari 2023, Kriya Fest sudah mengadakan serangkaian lomba yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat sekitar Sumut. Pada puncak acara, Kriya Fest menghadirkan pameran, peragaan busana, coaching clinic, gelar wicara, pertunjukan musik dan tari, galeri seni, serta tantangan dan kuis yang dapat dinikmati oleh para pengunjung.
Muhammad Zain Ma’rufin, Pembina Industri Kecil Menengah (IKM) sekaligus Wakil Sekretaris Dekrasnada Sumut, menjelaskan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan etnis budaya yang ada di Sumut, sekaligus mendorong para perajin untuk menunjukkan bakat yang mereka miliki melalui karya-karya yang mereka hasilkan.
“Fokus dari acara ini adalah para pengrajin handicraft, yang jika dirincikan, ada tenun, kain, batik, anyaman, sulam, gerabah, dan lain sebagainya. Fokus lainnya juga mengangkat motif-motif asli Sumatra Utara, memperlihatkan adanya wastra (kain tradisional yang memiliki makna dan simbol, yang mengacu pada dimensi warna, ukuran dan bahan), yang di mana setiap tenun ini punya cerita. Nah itulah yang kita coba angkat di Kriya Fest ini,” ucap Zain.
Selain itu, acara ini juga menggandeng lokapasar (market place) untuk mendorong para perajin agar memiliki keterampilan promosi sehingga mereka mampu memasarkan produk, baik secara langsung maupun melalui media daring.
Salah satu pengunjung acara Kriya Fest 2023, Sintia Sari, siswa dari SMK Negeri 9 Medan, menyampaikan bahwa dirinya tertarik mengikuti acara-acara pameran seperti Kriya Fest ini. “Acaranya seru! Saya juga banyak mempelajari hal-hal baru lewat pameran-pameran seperti ini. Saya suka dengan adanya fashion show yang tadi diadakan. Modelnya pada cantik-cantik dan design-nya juga menarik!” jelasnya.
Zain berharap, selain menjadi acara tahunan, daerah-daerah lainnya juga dapat mengikuti acara ini untuk memperkenalkan etnis dan kebudayaan serta perajin dari daerah mereka agar kebudayaan tersebut tidak hilang nantinya.
“Ini mungkin kita baru merintis, semoga di tahun-tahun berikutnya ini menjadi agenda tahunan. Peserta juga, seiring waktu, kita harap bertambah. Tidak menutup kemungkinan dari daerah-daerah lain. Kita bukan bersaing, tapi saling mendukung serta mempertahankan budaya dan warisan dari daerah kita,” tutupnya.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)