Hits: 123
Septrian Arnike Maharani br Tarigan
Pijar, Medan. Apa yang diharapkan dari sebuah pertemuan singkat bersama sahabat? Berharap mendengar celotehan panjang tentang masa lalu yang dirajut bersama? Atau hanya sibuk dengan gawai masing-masing meskipun berada pada ruang yang sama?
Sialnya, bukan mulut yang saling bercengkrama, hanya jari tangan yang sibuk menari berirama. Lagu “Di Meja Kopian” pun terajut sendu dari pola yang tercipta di setiap pertemuan kala itu.
“Di Meja Kopian”, lagu yang menggambarkan perilaku anak zaman sekarang yang kerap nongkrong bersama, tetapi sibuk akan urusan masing-masing. Sibuk dengan gawai dan mengabaikan dunia nyata yang terpampang jelas di depan mata. Niat berceloteh panjang lebar bersama sahabat seketika sirna ketika tembok penghalang sudah tercipta.
Lagu yang dirilis pada tahun 2021 sudah diputar sebanyak 2,8 juta kali di kanal YouTube halstage. Lagu ini ditulis oleh Hal dengan menunjukkan realita makna nongkrong di kalangan anak muda.
Memang terkadang ada hal mendesak yang mengharuskan kita untuk membuka gawai saat berkumpul bersama para sahabat. Namun, apa yang ditemui di lapangan sangat berbanding terbalik dengan eskpetasi.
Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan? Sahabat yang mengajak kumpul bersama atau gawai yang selalu siap sedia di saku celana?
Penggalan lirik “Di Meja Kopian” yang dimainkan dengan nada sendu menampilkan perasaan nyata dari cuplikan kejadian yang terjadi.
Aku ingin tahu apa yang ada di genggamanmu
Di gawaimu, di pikiranmu, hai kawan
Hingga kau lupa diri lupa waktu lupa kopimu
Lupa aku dan mungkin sekitarmu
Apakah itu sesuatu hal yang lebih menarik
Di Instagram, di Twitter, atau di WhatsApp
Aku merasa sendirian dan terasingkan
Penggalan lirik tersebut menampilkan rasa kesepian yang melanda di tengah pertemuan yang seharusnya hangat. Hal ingin menyampaikan bahwa sebuah pertemuan itu sangat berharga.
Waktu yang dihabiskan bersama lebih berharga daripada waktu untuk bermain ponsel yang sejatinya bisa dilakukan di rumah tatkala sendirian. Sebuah kehangatan obrolan tak akan pernah bisa digantikan dengan kesenangan bergulir (scrolling) di media sosial.
Sampai lirik terakhir lagu ini tidak ada pembicaraan yang dilakukan satu sama lain. Hanya tetap sibuk dengan ponsel yang selalu menarik diri untuk tenggelam lebih dalam.
Mungkin malam ini tak ada cerita yang menarik
Obrolan kelakar atau apapun
Ingin ku menegurmu, tetapi rasanya tak enak
Mengganggumu dan kekasih virtualmu
Andaikata kamu berada pada posisi yang sama dengan tokoh di dalam lagu itu, apa yang akan kamu lakukan? Pergi meninggalkan tongkrongan yang sunyi atau berusaha menegur teman-teman di sana agar memulai obrolan hangat bersama?
Sebagai generasi muda, jangan sampai kita terlalu terlena dengan media sosial. Berusahalah untuk lebih menghargai waktu berkumpul dan menikmatinya tanpa terdistraksi oleh gawai masing-masing.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)