Hits: 14
Zain Fathurrahman/Azka Fikri
“Kopi itu tercipta bukan untuk saling bersaing, melainkan untuk saling berinovasi”-Alexander Ginting Munthe.
Pijar, Medan. North Sumatra Coffee Expo 2019 merupakan acara pameran kopi yang diselenggarakan oleh Deli Proventure, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Dinas Pariwisata Kota Binjai, dan Bank Indonesia pada (25/10) hingga (27/10) di Atrium Utara, Plaza Medan Fair.
Pameran kopi ini, merupakan lanjutan dari acara yang sebelumnya diadakan di Binjai Super Mall. Di mana pameran yang di Medan merupakan puncak acara dari North Sumatra Coffee Expo 2019.
Deli Proventure adalah sebuah penyedia jasa layanan outbound gathering dan juga merupakan penyedia wisata edukasi yang mana pada kesempatan kali ini memperkenalkan kopi-kopi khas dari Sumatra Utara.
”Pameran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak muda tentang seluk-beluk kopi, mulai dari penanaman hingga penyajiannya.” ujar Alexander Ginting Munthe selaku anggota dari Deli Proventure.
Jenis kopi yang dipertunjukan pun beragam, seperti kopi karo, kopi simalungun, kopi lintong, kopi samosir, kopi mandailing dan kopi lokal Sumatra Utara lainnya. Pada kesempatan kali ini, bagi pengunjung yang datang akan diberikan kopi secara gratis sebagai bentuk pengenalan kopi khas Sumatra Utara.
Tidak hanya memamerkan kopi, kegiatan ini juga memiliki berbagai kompetisi, di antaranya Manual Brewing V60, Battle Throwdown, dan Fun Family Barista. Kegiatan ini juga menyediakan edukasi tentang kopi yang dibungkus dengan acara Gelar Wicara terkait Wanatani (Argoforestry) bersama para penggiat kopi.
“Bincang-bingang kopi ini dibawakan pembicara spesial seperti Irwansyah Hasibuan, Sarzagung Nugroho (Kepala Bidang Pariwisata Serdang Bedagai), dan Syamsuddin Tarigan (Kepala Bidang Olahraga Serdang Bedagai),” ungkap Alexander.

Fotografer : Azka Fikri
Pengunjung yang hadir pun beragam, mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Salah satunya adalah Salfa Traveni yang datang dari Binjai. Ia merupakan seorang pelajar sekaligus pekerja di salah satu kafe di Medan. “Saya suka kopi udah dari satu tahun yang lalu dan juga karena bekerja di kafe. Dan karena kecintaan saya itu saya juga memiliki alat brewing sendiri.” ungkapnya.
Pada pameran kali ini, tidak hanya kopi yang diangkat dan diperkenalkan kepada publik, tetapi juga memperkenalkan tentang budaya khas Sumatra Utara seperti kain Ulos dan kesenian musik tradisional suku Batak, Gondang Sambilan.
Alexander berharap agar acara North Sumatra Coffee Expo ini dapat menjadi acara tahunan yang berskala lebih besar dari tahun ke tahun. “Saya berharap ke depannya semua penggiat kopi bersinergi bersama dan berjuang agar kopi itu tidak menjadi hal yang musiman. Dan saya berharap kopi dari Sumatra bisa lebih dikenal di kancah internasional,” ujar Alexander.
(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)