Hits: 84

Adinda Mustika / Yulia Kezia Maharani

Pijar, Medan. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara kembali mengadakan seminar nasional W(E)VOLVE 2.0 pada Sabtu (15/10/2022) di auditorium Universitas Sumatera Utara. Kegiatan ini merupakan puncak acara dari perlombaan yang telah diselenggarakan panitia jauh hari sebelumnya. Seminar ini mengusung tema “Quarter Life Crisis: Ketika Dewasa Tak Semudah yang Dibayangkan” sebagai bentuk memperingati hari Kesehatan Mental Sedunia pada tanggal 10 Oktober 2022.

Seminar yang memiliki tagline “Healthy Society for Healthy Humanity” ini menghadirkan Amalia Meutia M.Psi., Psikolog (Dosen Fakultas Psikologi USU dan Kepala Humas, Promosi dan Protokoler Universitas Sumatera Utara), guest star Andovi da Lovez (influencer & content creator Indonesia), serta moderator Jxtrada (mahasiswa S2 Psikologi USU dan Top 6 IMB 2021).

Pada saat pemaparan materi, Amalia Meutia mengatakan bahwa Quarter Life Crisis (QLC) merupakan suatu kondisi di mana individu merasakan ketidakpastian dan khawatir, juga menjadi suatu proses pencarian jati diri seseorang pada periode 25-30 tahun. Menurut survei dari LinkedIn, 75% orang yang berusia 22-33 tahun mengaku pernah mengalami QLC.

Amalia juga memberikan tips untuk menangani QLC, antara lain mau mengenali dan menerima diri, mengambil kendali atas hidup kita tanpa perlu memikirkan apa kata orang lain, mengurangi membandingkan diri, mencoba hal baru yang mungkin akan menjadi potensi untuk menemukan passion diri sendiri, serta mempunyai tujuan hidup. Walaupun tidak terlihat mudah, tetapi untuk melewati fase QLC ini memerlukan keberanian dan keikhlasan.

“Tugas kita bukan memastikan kita berhasil, namun menjalankan apa yang ada dengan sebaik-baiknya,” tutur Amalia.

Seminar Mental Health Wevolve-mediapijar.com
Antusiasme peserta dalam sesi tanya jawab Seminar Nasional W(E)VOLVE 2.0
(Sumber Foto: Dokumentasi Panitia)

Andovi da Lovez berpendapat bahwa dalam menghadapi QLC ini, dibutuhkan mindset yang baik dan kedewasaan untuk menerima apapun yang terjadi dalam diri kita. Meskipun memerlukan waktu yang panjang untuk membentuk mindset dan kedewasaan itu sendiri.

Andovi juga berpesan kepada para mahasiswa Universitas Sumatera Utara, sebagai generasi penerus bangsa agar selalu mengaplikasikan gagasan dan kemampuannya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Gua percaya dengan gen Z, karena pada kenyataannya secara biologis dan history, our next generations bakal selalu melebihi generasi sebelumnya. Itu karena mereka peduli dan aktivis banget. Tinggal bagaimana cara meng-channel activism kalian dengan baik dan benar. Kalian punya sense of belonging yang tinggi. Semoga anak-anak USU semakin sukses ke depannya,” ucapnya pada Pijar (15/10/2022).

Peserta seminar nasional W(E)VOLVE 2.0 ini didominasi oleh mahasiswa, di mana mereka merasa fase quarter life crisis cukup relate dengan kehidupan pribadi msaing-masing. Hal tersebut terlihat dari bagaimana antusiasme para peserta ketika mengajukan pertanyaan pada Q&A session.

Steven Liunardy selaku ketua panitia berharap dengan adanya seminar ini dapat menambah wawasan bagi para peserta seminar dan mempraktikkan ilmu tersebut sehingga bermanfaat bagi banyak orang.

(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)

Leave a comment