Hits: 41

Erna Berliana

Pijar, Medan. Pernah mendengar Sindrom Asperger? Mungkin sebagian orang masih belum biasa mendengar istilah ini, tapi jika kalian pernah bertemu dengan orang yang kerap kali lebih memilih menyendiri dari orang di sekitarnya, biasanya hal tersebut merupakan salah satu ciri orang yang menderita Sindrom Asperger.

Dilansir dari alodokter.com, Sindrom Asperger adalah gangguan perkembangan mental dan saraf yang tergolong dalam gangguan spektrum autisme. Anak dengan Sindrom Asperger mengalami gangguan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial, tetapi masih memiliki kecerdasan dan kemampuan berbahasa yang baik. 

Jika dilihat secara sepintas, Sindrom Asperger tidak memiliki gangguan pada fisik, tapi kerap kali timbul permasalahan ketika akan berinteraksi dengan orang lain. Pengidap Sindrom Asperger ini juga memiliki ciri yakni tidak dapat mengenali bahasa tubuh seperti ketika orang sedang dengan wajah tersenyum atau dengan ekspresi gembira. Selain  itu Sindrom Asperger biasanya mulai terlihat ketika berumur antara empat sampai lima tahun, biasanya anak akan sulit memiliki rasa empati dan tidak bisa memahami perasaan orang di sekitarnya. 

Kondisi Sindrom Asperger memiliki kesamaan dengan gejala autis, yakni pengidapnya mengalami kekurangan dalam berinteraksi sosial dan komunikasi tapi mahir dalam berbahasa dan memiliki rasa ingin tahu terhadap dunia luar. Selain  itu, perlu diketahui bahwa Sindrom Asperger mempunyai  kelebihan seperti kegigihan terhadap sesuatu dan juga sangat detail pada hal yang dikerjakannya. 

Sampai saat ini, penyebab Sindrom Asperger masih belum dapat diketahui dengan pasti. Namun, banyak penelitian yang berpandangan bahwa Sindrom Asperger dapat bermula dari faktor genetik ayah dan ibu ataupun dari saudara kandung sendiri. Selain dari faktor genetik, Sindrom Asperger juga dapat terjadi akibat faktor kehamilan, seperti terjadi permasalahan pada saat kehamilan atau melahirkan.

Penanganan pada penderita Sindrom Asperger biasanya dapat dengan melakukan terapi seperti pelatihan komunikasi. Hal ini diyakini bahwa dengan rutin melakukan terapi dapat membantu mengembangkan proses bersosialisasi pada pengidap Sindrom Asperger. 

(Redaktur Tulisan: Tasya Azzahra)

Leave a comment