Hits: 31

Nia Nuryanti Barus

Pijar, Medan. Public Relations Komunikasi Universitas Sumatera Utara (PRASTA) menggelar webinar Gravity dengan tema “How Public Relation Survive in Digital Era”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (23/4/22) pukul 13.00 WIB melalui Zoom Meeting.

PRASTA menghadirkan dua pembicara humas pemerintahan, yaitu Dyah Rachmawati Sugiyanto yang merupakan Humas Madya Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Lucky Andriansyah selaku Humas Kementerian Agama.

Di era digital ini, media sosial memiliki peranan penting dalam kegiatan kehumasan. Salah satunya untuk meningkatkan kreativitas penyampaian informasi, membantu menyampaikan informasi secara lebih efektif, meningkatkan profesionalitas, meningkatkan daya tarik, serta promosi paling praktis.

Untuk menjalankan peranan tersebut, seorang humas juga harus memiliki kemampuan desain. Hal itu disinggung Dyah dalam pemaparannya. “Kemampuan mendesain bagi seorang humas menjadi krusial. Saat ini humas tidak bisa lagi bergantung kepada orang-orang dengan latar belakang komunikasi visual. Karena yang paham substansi pesan yang akan disampaikan yaitu hanyalah humas itu sendiri,” tuturnya.

Penyampaian materi oleh Lucky Andriansyah selaku pemateri kedua Webinar Gravity Prasta 2022 (23/04) (Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi)

Sejalan dengan Dyah, Lucky memaparkan tentang kebermanfaatan sosial media. “Sebelum kita menjadi humas bagi pemerintahan atau perusahaan maka kita harus menjadi humas bagi diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu dengan cara tidak membagikan informasi pribadi di media sosial, tidak mengujar kebencian, pilih konten yang disukai dan bermanfaat, serta tidak menjadikan media sosial sebagai bahan insecure,” jelasnya.

Pada kenyataannya, ada perbedaan yang signifikan di antara humas pemerintahan dan humas perusahaan. Humas kementerian orientasinya untuk mem-branding, sehingga dalam mengelola medianya harus mengikuti protokol dan kaidah tersendiri. Sementara, humas perusahaan orientasinya lebih fleksibel, sehingga dalam pengelolaan medianya juga lebih beragam dan mengikuti zaman.

Membahas media tak jarang dikaitkan dengan kepribadian seorang humas itu sendiri. Introvert, kepribadian yang cenderung menutup dirinya ini sering diragukan bisa berprofesi sebagai humas atau tidak. Nyatanya, kepribadian seseorang tidak menjadi tolak ukur untu menjadi seorang humas. Lucky menyatakan, seorang dengan kepribadian introvert tetap bisa menjadi humas yang handal baik di dalam media maupun tidak.

“Orang yang introvert juga bisa menjadi seorang humas, semuanya tergantung tekad dan kemauan untuk belajar. Tidak ada kata ‘tidak’ kalau mau berusaha,” tutupnya.

(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)

Leave a comment