Hits: 53

Rais Sihombing / Nadila Tasya Tanjung

Pijar, Medan. Journalist Talk 2021 persembahan Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa UGM kembali hadir. Dengan mengangkat tema “Independensi Media di Tangan Siapa?”, kegiatan ini bertujuan untuk membahas tuntas seputar independensi media dan jurnalis dalam dunia jurnalistik. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu (13/11/21) via Zoom Meeting dan live streaming YouTube.

Journalist Talk 2021 menghadirkan dua pemateri yaitu, Wisnu Prasetya Utomo selaku dosen Departemen Komunikasi UGM dan Fahri Salam sebagai Pemimpin Redaksi dari Project Multatuli.

Pemaparan materi serta sesi Talkshow yang dipandu moderator Journalist Talk 2021 pada Sabtu (13/11/21) via Zoom Meeting dan live stream You Tube . (Sumber Foto : Dokumentasi Pribadi)

Dijelaskan bahwa independensi media dapat dilihat dari berbagai pandangan tapi sebenarnya memiliki satu makna yang kuat. Sederhananya, media dapat dikatakan sebagai media independen melalui sejauh apa media dan jurnalis menyajikan berita tanpa adanya tekanan dan serangan dari luar.

“Independensi media itu dikatakan independen di mana ketika posisi media atau jurnalis mempunyai kebebasan untuk menulis/memberitakan suatu berita tanpa ada halangan ketika berita itu sudah di-publish,” jelas Wisnu.

Pandangan lain mengenai independensi media dan jurnalis menurut Fahri diibaratkan sebagai suatu cita-cita media. Cita-cita itu berbicara mengenai proses, alur, dan banyaknya tekanan dari luar maupun dalam media yang menjadi rintangan tambahan yang harus dilalui untuk bertumbuh. Banyaknya tuntutan pendapat mengenai kualitas berita dalam sebuah media menjadikan ekosistem berita di publik belum juga berubah, seperti tidak adanya dukungan liputan berita yang kritis dan keterikatan pasal pidana yang belum bisa memberikan kebebasan dalam berpendapat.

“Jangan samakan independensi media dengan netralitas. Media tidak selalu netral, bisa berdiri sendiri tapi akan selalu punya nilai-nilai dan kecenderungan berpihak dengan yang lain sehingga tidak akan bisa netral,” ucap Wisnu.

Menjadi pembaca yang aktif adalah salah satu tindakan yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk menciptakan independensi media. Publik harus mengubah perspektif dengan tidak hanya menempatkan diri sebagai konsumen saja.

“Harapannya, melalui perspektif konsumen dalam masyarakat diganti dengan perspektif sebagai warga negara demokrasi sehingga dapat lahir lingkup media yang jelas dan sehat. Mengkritik media juga merupakan bentuk audiens yang aktif. Namun, di sisi lain industri media juga harus mau berbenah terhadap kritik dari publik asalkan dibarengi basis argumentasi yang jelas,” tutup Wisnu.

(Redaktur Tulisan: Tasya Azzahra)

Leave a comment