Hits: 133
Claresa Windy Thiara Br Tarigan / Hannysa
“Kaum introver hanya memerlukan energi lebih besar untuk disalurkan ke dalam kehidupan internal mereka secara intensif: kejadian–kejadian eksternal akan terus menerus dinilai berdasarkan pengalaman, sikap, atau standar pribadi mereka. Artinya memori kerja kaum introver memang selalu dibebani oleh kegiatan–kegiatan tersebut’’ –Hal. 19
Pijar, Medan. Apa yang terlintas di benak kamu ketika mendengar kata ‘introver’? Mungkin sebagian besar di antara kita membayangkan sosok yang pendiam dan anti sosial, bahkan tak jarang ada juga yang menganggap orang introver sebagai orang yang aneh.
Seorang introver kerap sekali dibandingkan dengan seorang ekstrover. Orang ekstrover akan dianggap sebagai orang yang ceria dan mudah bergaul. Sedangkan orang yang introver akan dianggap kurang pergaulan, pendiam, pemalu, dan stigma-stigma lainnya. Stigma-stigma tersebut membuat orang dengan kepribadian jenis ini terkadang merasa tidak beruntung tumbuh dengan kepribadian introver.
Buku Tak Masalah Jadi Orang Introver karya Sylvia Loehken ini membahas tentang kepribadian introver yang sebagian besar isinya terinspirasi dari kehidupannya sebagai seorang introver.
Apabila seorang introver telah mengenali dirinya secara tepat, ia akan paham bagaimana cara untuk merasa bahagia. Inilah tujuan utama dari buku “Tak Masalah Jadi Orang Introver”.
Buku yang terbit tahun 2009 ini menjelaskan perbedaan antara pribadi introver dan ekstrover, salah satunya perbedaan dalam pengisian daya. Di dalam buku ini dijabarkan secara menarik tentang bagaimana proses pengisian daya dari pribadi introver yang diibaratkan dengan sebuah baterai.
“Kaum introver lebih mirip sebuah baterai: mengisi diri dalam keadaan diam tanpa angin apa pun ‘’dari luar’’. Maka kaum introver, seperti baterai memerlukan waktu lebih banyak untuk menggantikan energi yang telah mereka gunakan.” -Hal 8.
Introver adalah sebuah tipe kepribadian yang sering disalahartikan sebagai pemalu. Misalnya, jika seorang introver terlibat dalam perbincangan dan terlihat mengambil jeda dalam perbincangan tersebut, mereka akan disalahartikan sebagai pribadi yang dingin, pemalu, dan dianggap tidak memperhatikan.
Pribadi introver dapat diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Walau memiliki kelebihan, seorang introver juga memiliki kekurangan.
Seorang yang memiliki keprbadian introver memiliki kualitas-kualitas yang baik sama halnya dengan pribadi ekstrover. Kaum introver memiliki sisi analitis yang baik dan bisa menjadi pendengar yang baik. Namun, orang introver sulit memulai suatu pembicaraan dan terlihat tidak begitu aktif di dalamnya. Salah satu cara agar tidak menjadi pasif dalam berkomunikasi biasanya mereka akan menggunakan teks dan berlatih sebelum memulai suatu pembicaraan.
Buku setebal 305 halaman ini cocok dibaca oleh semua kalangan, khususnya orang dengan kepribadian introver. Karena penulis memberikan rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi diri dalam dunia sosial dan kerja untuk seorang introver. Hal tersebut penting karena seorang introver akan cenderung mendapatkan tantangan dalam melakukan interaksi sosial dan memiliki relasi dengan orang lain.
Tinggal di Indonesia yang lekat dengan keramahtamahan dan basa basinya terkadang menjadikan seorang introver selalu berpikir tentang kesalahan yang ada pada dirinya, karena tak mampu berbaur dengan yang lain. Akan tetapi ingatlah, tak masalah menjadi seorang yang introver asalkan mau membuka diri agar bisa melihat dunia dari sisi yang lainnya.
Untuk itu tetap menjadi dirimu sendiri ya, Sobat Pijar!
(Redaktur Tulisan: Lolita Wardah)