Hits: 32

Deswita Fajarani / Alvira Rosa

Pijar, Medan. Berkembangnya periklanan di Indonesia juga merupakan akibat dari perkembangan teknologi yang semakin canggih. Pasalnya di era sekarang ini, digital marketing menjadi salah satu pemicu kesuksesan berbisnis dalam suatu perusahaan. Dimana suksesnya digital marketing yang dilakukan oleh pihak perusahaan, tak terlepas dari strategi yang mereka lakukan untuk bisa lebih mencapai target keberhasilan.

Di sisi lain, kata retargeting dalam suatu teknik beriklan masih begitu terdengar asing di telinga masyarakat awam. Padahal tanpa disadari, retargeting sendiri sering kita dapati saat kita membuka akun media sosial seperti Facebook yang langsung menampilkan sebuah iklan, sesaat setelah kita menutup aplikasi market place seperti Shopee, Lazada, dll. Dimana iklan yang muncul dalam media sosial tersebut, bermaksud untuk kembali memberitahukan sebuah produk yang sedang kita cari di aplikasi sebelumnya.

Agar kita dapat memahami lebih jauh mengenai teknik retargeting, DigiTalk mempersembahkan sebuah webinar yang bertemakan, “Strategi Rebound 2021: Ads Retargeting” untuk memberikan sebuah wawasan mendalam mengenai teknik ini pada (22/12). Melalui via aplikasi Zoom meeting bersama Pahmi Ritonga, selaku Senior Performance Marketing sebagai narasumber.

Pada pembahasannya, Pahmi Ritonga kembali mengulik tentang pengertian dari retargeting sendiri. Mulai dari bagaimana sebenarnya retargeting yang merupakan periklanan online yang dapat membantu kita membuat brand berada di depan, setelah pelanggan meninggalkan website begitu saja.

“Pada dasarnya, retargeting merupakan sebuah teknik advertising yang memungkinkan Anda untuk menargetkan iklan kepada orang yang sudah pernah mengunjungi website anda,” jelas Pahmi.

Selanjutnya dalam pemaparan materi, ia kembali menjelaskan mengenai cara kerja retargeting, yakni:

  • Meletakkan potongan kode yang kecil pada website Anda (kode ini kadang terlihat sebagai pixel) yang bersifat unnoticeable atau tidak terlihat pada website pengunjung Anda, serta tidak akan berpengaruh pada site performance bisnis Anda.
  • Selanjtunya, setiap ada pengunjung baru yang datang atau mengunjungi situs Anda, maka kode tersebut akan menurunkan anonymous browser cookie.
  • Saat cookie visitors Anda melakukan browsing website tersebut, maka cookie tadi akan membiarkan retargeting provider Anda mengetahui kapan iklan Anda ditayangkan kepada orang-orang yang sebelumnya telah mengunjungi website Anda.

Namun kendati demikian, tak ayal masih banyak orang yang mengira bahwa retargeting itu sama dengan remarketing. Padahal sangat jelas bahwa kedua hal ini berbeda. Retargeting adalah penargetan ulang yang menggunakan iklan untuk menarik menggunakan kembali user web dalam menyelesaikan pembelian. Dimana taktik ini mengubah window shoppers menjadi buyer.

Remarketing sendiri, merupakan program retargeting yang ditawarkan oleh Google melalui platform adwords yang memerlukan pengumpulan info pengunjung situs untuk mengirimi mereka email dan membujuk pelanggan untuk menyelesaikan pembelian.

Selain itu dalam pemaparan materinya, Pahmi Ritonga juga memberikan empat tips untuk mengoptimaliasikan retargeting campaign, yakni :

  1. Buat segmentasi audience semaksimal mungkin.
  2. Lakukan eksperimen durasi iklan
  3. Terapkan strategi A/B testing
  4. Ciptakan iklan sekreatif mungkin

Namun poin terpenting dari semua ini adalah, poin pertama dan keempat. Dimana dalam melakukan retargeting, ada baiknya kita mengetahui audience yang tepat untuk memaparkan iklan dan juga diperlukannya kreativitas tak terbatas dalam membuat sebuah iklan untuk menarik perhatian khalayak.

Selain itu, hal yang paling utama dalam membuat campaign (kampanye iklan) adalah relevansi. “Sebab, sebelum memulai campaign apapun, kita harus relevansi agar efisien dan selalu menggunakan data sebelum melaksanakan campaign,” tutur Pahmi di akhir pemaparan materi.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment