Hits: 31

Amanda Citra Ayu / Siti Nasuha Abidin Damanik

Pijar, Medan. Setiap tahunnya, pada tanggal 16 Oktober diperingati secara global sebagai Hari Pangan Sedunia. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan hari berdirinya Food and Agriculture Organization (FAO), yang merupakan simbol kerja sama global untuk mengatasi krisis pangan dan meningkatkan ketersediaan pangan yang merata.

Melansir situs resmi FAO, tema Hari Pangan Sedunia tahun 2024 adalah “Right to foods for a better life and a better future” atau “Hak atas pangan untuk kehidupan dan masa depan yang lebih baik”. Pada tema ini, FAO menyoroti pentingnya pangan, dengan alasan bahwa setiap orang berhak atas pangan yang cukup karena merupakan salah satu kebutuhan hidup.

Sekitar 25% makanan yang diproduksi di seluruh dunia terbuang sia-sia, yang berarti cukup untuk memberi makan 800 juta orang yang kelaparan setiap tahunnya. Hal ini penting kita ketahui, mengingat data dari United Nations Environment Programme yang menunjukkan, bahwa sekitar sepertiga populasi global mengalami kerawanan pangan, 783 juta orang menderita kelaparan, dan 1,05 miliar ton makanan terbuang setiap tahunnya.

Melansir dari laman kompas.com, Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nyoto Suwignyo mengungkapkan, “Selain boros, jumlah sampah makanan dapat menghasilkan 1.702 metrik ton karbon dioksida setara dengan emisi gas rumah kaca.”

Gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global, dihasilkan ketika makanan terbuang. Jika hal ini tidak diatasi, sampah makanan akan terus menjadi masalah lingkungan yang berkepanjangan.

Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, Ikatan Mahasiswa Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (IMTP FP USU) menyelenggarakan pameran dan festival kuliner pangan bernamakan Jungfood Ex-Fest yang nantinya akan berlangsung pada tanggal 21 Oktober, di Fakultas Pertanian, USU.

“Pameran pangan ini dibuat sekalian memperingati Hari Pangan Sedunia. Di pameran ini nantinya mahasiswa Teknologi Pangan sendiri dari semua angkatan bakalan buat produk inovasinya masing-masing. Terdapat juga lomba-lomba yang menjadi pelengkap berjalannya pameran,” ucap Jessica, salah satu yang bertugas mengoordinasi berjalannya pameran.

Selain itu, Jungfood Ex-Fest juga melakukan kerja sama dengan Aksata Pangan melalui kegiatan food drive, yakni mendonasikan makanan surplus yang dimiliki. Aksata Pangan sendiri adalah bank pangan (food bank) di Kota Medan yang berkontribusi dalam mengatasi isu kerawanan pangan (food insecurity) dan susut pangan (food loss and waste). Mereka mengumpulkan makanan yang berpotensi terbuang.

Sebagai food bank, Aksata Pangan  memiliki peran yang berdampak besar. Mereka berhasil menyelamatkan 60 ton sampah makanan yang berpotensi food loss and waste. Makanan-makanan itu mereka bagikan pada pihak yang membutuhkan. Hal ini menjadi salah satu solusi dalam menanggulangi kelaparan akibat dari adanya ketidakseimbangan pangan.

Pada Hari Pangan Sedunia ini, penting bagi setiap orang untuk meluangkan waktunya untuk merenungkan betapa beruntungnya memiliki akses terhadap pangan yang dibutuhkan. Adanya peringatan mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan meminimalkan limbah makanan dan menyebarkan kesadaran akan kelaparan.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment