Hits: 30

Iffah Zulfa Imaroh / Sulisintia Harahap

Pijar, Medan. Sebagai pemenuhan tugas akhir mata kuliah Event Management untuk semester 5, Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018 konsentrasi Public Relation Universitas Sriwijaya menyelenggarakan webinar COMPEDIA 2020 (Communication Productivity Idea). Webinar yang diperuntukkan secara khusus untuk Mahasiswa Ilmu Komunikasi ini bertemakan “Produktif dengan Komunikasi di Masa Pandemi Melalui Kreasi Digital.”

Tidak hanya sekedar untuk para Mahasiswa Ilmu Komunikasi, acara ini juga dapat diakses oleh masyarakat umum yang memiliki ketertarikan dalam bidang ilmu komunikasi. Sehingga, masyarakat juga ikut mendapatkan pengetahuan. Melalui platform Zoom meeting dan kanal Youtube Compedia 2020, webinar ini berlangsung dengan lancar pada Minggu (06/12).

Meskipun begitu, segenap panitia berharap dengan terlaksananya webinar COMPEDIA 2020 ini dapat memenuhi kebutuhan  mahasiswa Ilmu Komunikasi dan kaum millenial di masa pandemi.

“Bukan hanya sebagai pemenuhan saja, webinar ini juga bertujuan untuk manambah ilmu dan memicu kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi, serta dapat mengajak masyarakat luas untuk tetap melakukan sesuatu yang bermanfaat,” terang M. Rizky Wicaksono, sebagai ketua panitia.

Webinar COMPEDIA 2020 dibagi menjadi tiga sesi dan berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Webinar sesi pertama dilaksakan pada Jumat (04/12) dengan judul “How to Build Your Personal Branding  Professionally”. Di mana mereka meghadirkan Elysa Dian Thamrin, selaku CEO Thamrin Group sebagai narasumber dan dipandu oleh Ibu Miftha Pratiwi, S.Ikom., M.Ikom, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya sebagai moderator.

Personal Branding merupakan cara yang fantastis untuk memikirkan ide-ide baru sebagai personal. Personal Branding juga mendorong semua orang untuk menjadi kreatif dengan menuliskannya di media sosial dan membagikannya secara anonim.

“Prinsip saya, what people see as our identity, who they see us and what qualities and things thay associate with us. Dalam masyarakat era digital sekarang, media sosial adalah platform yang cukup memiliki insight terhadap personal branding. Komponen dari personal branding sendiri diantaranya personality (kepribadian), skills (keterampilan), dan value (nilai),” jelas Elysa.

Selanjutnya, webinar sesi kedua dilaksanakan pada Sabtu (05/12) dengan mengusung judul “How To Make Your Snapshot Become Great Shot”. Kali ini, webinar tersebut diisi oleh Rangga Wibisono yang merupakan food photografer serta founder Ryte Collective dan Makan Apa Palembang. Tidak hanya itu, webinar kedua ini dipandu oleh Ibu Farisha Sestri Musdalifa, S.sos, M.Si. dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya sebagai moderator.

Sesi foto bersama peserta dengan pemateri, Nadifa Allya Tsana, pada minggu (06/12)
(Sumber foto : Dokumentasi Panitia)

Di sesi ini Rangga selaku pemateri, mengupas tuntas bagaimana teknik fotografi jurnalistik, khususnya dalam bidang kuliner. “Bagaimana agar dapat menghasilkan foto yang baik dan menarik? Tentunya untuk selalu melakukan praktek, lalu be creative menjadi hal yang paling penting. Karena percuma mengetahui teknik tetapi tidak kreatif. Kita harus bisa memposisikan berbagai macam barang-barang dengan sebaik dan sekreatif mungkin. Misalkan saat kita mendapat produk kemasan, contohnya produk minuman kemasan dengan berbagai macam rasa, bisa kita manfaatkan backgraound sesuai dengan rasa dari minuman tersebut dengan menggunakan komponen tambahan seperti daun pandan, strawberry, dan kelapa. Lalu dengan menggunakan elemen tangan. Secara simple, hal itu akan menghasilkan makananan lebih dinamis dan terlihat lebih nyata,” terangnya.

Hingga pada hari ini (06/12), yang merupakan sesi ketiga sekaligus penutup terasa begitu berbeda, sebab peserta yang menghadiri acara lebih banyak dari hari sebelumnya. Selain itu, dengan mengangkat judul “Introduction of Podcasting, How to Make a Great Podcast?” bersama Nadifa Allya Tsana, seorang penulis dan Podcaster Rintik Sedu, menjadi alasan webinar hari terakhir ini terasa lebih berkesan.

Pada sesi ini, Tsana secara terang menjelaskan bagaimana perjalanan menjadi seorang podcaster No.1 di Spotify. Karena tujuan awal dari semua yang dicapainya adalah mencari tempat yang cocok untuk sebuah kenyamanan.

“Aku tuh anaknya memang suka banget bicara. Sampai mama sering dipanggil ke sekolah karena aku suka ribut. Nah, dari situ aku berpikir bagaimana ya hal itu bisa bebas aku salurkan dengan efek yang positif. Akhirnya, podcast lah tempat yang tercocok buatku untuk berkarya,” jelas Tsana.

Senada dengan pengalamannya, Tsana pun merangkum bagaimana untuk memulai berkarya melalui podcast. “Untuk memulai Podcast, temukan dulu kesukaan kita untuk menentukan genre Podcast yang paling cocok buat kita. Konsistensi dalam berkreasi adalah yang paling utama. Dan untuk permulaan, gunakan lah tools yang ada dan sederhana. Karna ide bersifat continue, kalau menunggu fasilitas yang cukup sama saja menyia-nyiakan ide yang kita punya,” tambahnya.

Hingga di akhir sesi acara, Erlisa Saraswati, S.KPM., M.Sc, selaku dosen Ilmu Komunikasi, Universitas Sriwijaya yang merupakan moderator, menuturkan closing statement yang luar biasa. Kemudian, juga dilakukan pula sesi foto bersama bagi para peserta yang beruntung mendapatkan kesempatan berfoto dengan pemateri.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment