Hits: 43
Chairunnisa Asriani Lubis
Pijar, Medan. Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (PEMA FISIP USU) menyelenggarakan acara Fisip Donor yang berisikan Dialog Kebangsaan dan Aksi Donor Darah pada Jumat (16/09/22). Kegiatan Dialog Kebangsaan dilaksanakan di Aula FISIP USU, sementara Aksi Donor Darah dilakukan di Pendopo FISIP USU. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut hari Palang Merah Nasional ke-77 sekaligus sebagai program kerja pertama Divisi Sosial Masyarakat PEMA FISIP USU.
Dipandu langsung oleh Haris Martondi Hasibuan selaku Gubernur PEMA FISIP USU, Dialog Kebangsaan mengundang Musa Rajekshah selaku Ketua PMI Kota Medan dan Hatta Ridho selaku Dekan FISIP USU sebagai pembicara. Namun, Musa Rajekshah berhalangan hadir dalam pelaksanaannya sehingga diwakilkan oleh Naslindo Sirait selaku Kepala Biro Perekonomian Pemprovsu.
Naslindo sebagai pembicara pertama menyampaikan bahwa paham kebangsaan penting untuk dibicarakan kepada generasi muda saat ini. Menurut penelitian yang ia dapat, masih sedikit anak muda yang memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa yang menandakan tergerusnya paham nasionalisme.
“Jadi mengapa hari ini kita perlu berbicara mengenai paham kebangsaan kepada generasi muda, karena menurut penelitian yang saya dapat hanya sekitar 9,5 persen anak muda yang paham tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa. Hal ini tentu perlu menjadi kritis kita karena menandakan tergerusnya paham nasionalisme kita,” katanya.
Hatta Ridho sebagai pembicara kedua menyampaikan korelasi antara donor darah dengan Pancasila sebagai paham kebangsaan. Ia mengatakan bahwa donor darah merupakan wujud pengamalan Pancasila yang tertuang dalam butir – butir Pancasila.
“Donor darah adalah wujud pengamalan Pancasila. Pada sila kedua, butir kedua yaitu saling mencintai sesama manusia. Dengan donor darah kita itu saling mencintai sesama manusia. Lalu butir keenam, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Donor darah ini kan kegiatan kemanusiaan. Lalu berikutnya sila kelima butir kelima, suka memberikan pertolongan kepada orang lain. Inilah yang bagus. Donor darah bisa menjadi bentuk bahwa kita sudah mengamalkan Pancasila,” jelasnya.
Setelah Dialog Kebangsaan, acara dilanjutkan dengan kegiatan donor darah yang mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Beberapa akademisi, mahasiswa, hingga alumni FISIP USU turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Najla Qila, pendonor dari jurusan Sosiologi mengaku senang mengikuti donor darah ini. Ia mengatakan kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk cek kesehatan sekaligus bermanfaat dalam menolong orang lain.
“Kegiatan ini ya bagus dilaksanakan. Jadi bisa cek kesehatan. Terus donor darah ini kan bisa bantu orang lain juga,” tuturnya.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)