Hits: 27

Reporter Pijar/Meylinda Pangestika Gunawan

“Motivasi paling kuat dan bertahan adalah motivasi dari dalam” – Ahmad Fuadi

Pijar, Medan. Saat ini kita sudah memasuki kombinasi era globalisasi dan revolusi industry 5.0. Di mana segala manusia di belahan bumi dapat bersaing tanpa adanya hambatan ruang dan waktu. Semakin meningkatnya standard kualitas SDM yang ada, membuat para generasi Z saat ini berlomba-lomba untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Namun, pendidikan bukanlah hal yang murah. Banyak pengorbanan yang harus kita lakukan termasuk biaya.

Biaya bukan masalah apabila kita berhasil mendapatkan beasiswa. Maka dari itu, Awardee Beasiswa Sarjana Muamalat Universtas Negeri Islam Malang (UNISMA) mengadakan Webinar Beasiswa pada hari Sabtu, (5/12) pukul 19.00-21.00 WIB melalui platform Zoom meeting dan juga official YouTube Baitulmall Muamalat.

Dengan mengusung tema “Tips to Get Exchange Scholarship for Young Learner”, webinar ini dipandu oleh Adinda Yustika M, penerima Awardee Beasiswa Sarjana Muamalat Unisma. Sesuai dengan tema, webinar ini mengundang narasumber yang sangat inspiratif. Ahmad Fuadi, penulis novel Mega Best Seller Trilogi 5 Menara dan penerima beasiswa S2 Royal Holloway University of London, S2 The George Washington University USA, Awardee British Chavening Scholarship, serta Awardee Fullbright Scholarship America.

Pada kesempatan ini Ahmad Fuadi menguraikan beberapa pengalaman hidupnya dan langkah-langkah apa yang ia lakukan untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Ia menjelaskan bahwa semua orang mampu mendapatkan beasiswa, meski seterpencil apapun lingkungan tempat tinggalnya. “Belajar itu tidak ada batas geografisnya,” ungkap Ahmad Fuadi.

Selain itu, ia juga memegang prinsip yang diambil dari pepatah Arab “Man Jadda Wajada” yang berarti “Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan menemui kesuksesan”. 

Ahmad Faudi selaku pembicara menyampaikan kiat-kiat untuk mendapatkan beasiswa. Di mulai dari mindset aksi dan heartset keyakinan yang kita tumbuhkan. Kombinasi yang sempurna digunakan dalam berburu beasiswa.

“Keinginan tidak membawa apa-apa jika tidak dibarengi aksi,” tegas Ahmad Faudi.

Dalam mempersiapkan pendaftaran beasiswa, kita harus melakukan serangkaian riset, seperti mencari informasi yang teruji dan faktual melalui berbagai media. Kita juga diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan TOEFL dan IELTS untuk menambah nilai diri. Dalam berkompetisi mendapatkan beasiswa ke luar negeri, essay yang kita tulis harus “menjual” dari segi kata-kata dan bukti. Akan tetapi, kejujuran dan ketulusan hati tetap harus diutamakan.

Sebelum MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) berlaku, sudah ada bangsa lain yang menerapkan konsep tersebut, yaitu MEE. Hal ini menunjukkan bahwa saingan kita saat ini bukan berasal dari dalam negeri, tetapi dari berbagai penjuru. Beasiswa menunjang kita dalam menempuh pendidikan setingginya. Tidak masalah beasiswa dalam negeri ataupun luar negeri, karena hal tersebut tetap akan membantu kita dalam meningkatkan hard dan soft skill yang kita miliki sebagai senjata dalam berperang di kehidupan nyata.

Beasiswa ada untuk di coba. Gagal dalam pendaftaran merupakan hal yang biasa dalam kompetisi. Tidak ada tempat untuk mereka yang takut mencoba, kurang berusaha, dan terlalu banyak bermimpi tanpa aksi.

“Hal terkuat untuk meraih beasiswa adalah niat dan keinginan besar kita untuk menuntut ilmu. Terkadang, beasiswa bukan untuk orang-orang pintar saja, melainkan orang-orang yang lebih mengedepankan usaha dan doa. Karena bila sudah yakin, darimana saja pasti terbuka jalan,” pungkas Ahmad Faudi di penghujung webinar.

Acara webinar ini menciptakan antuasiasme bagi para peserta, terhitung dengan banyak nya pertanyaan yang dilontarkan hingga melewati batas waktu. Kendati demikian, banyak ilmu dan cerita inspiratif yang dapat dikutip melalui Ahmad Fuadi sebagai pemateri.

Tidak peduli dari mana asal kita, kondisi keluarga, status sosial, kekayaan, kepintaran, dan pemisah yang ada di hidup. Beasiswa di peruntukkan bagi mereka yang berusaha. Bagi mereka yang meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup. Selalu ada pembelajaran yang dapat di ambil. Gagal, coba lagi. Kita hidup bukan menghitung kegagalan, tetapi keberhasilan. Seberapa gigih kita dalam mencapai keberhasilan di hidup kita.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment