Hits: 8
Savira Dina
Pijar, Medan. Tahun 2020 menjadi tahun yang cukup mengejutkan dengan adanya penyebaran virus Covid-19. Hampir semua bidang pekerjaan merasakan dampak dari penyebaran virus ini, tidak terkecuali para pekerja di bidang industri perfilman Indonesia. Melihat hal ini, Komunitas Young On Top (YOT) Yogyakarta mengadakan sebuah diskusi via Instagram live mengenai “Dampak Covid-19 terhadap perfilman Indonesia bersama Hanung Bramantyo”.
Tepat pukul 16.00 WIB melalui akun Instagramnya @yotyogyakarta, diskusi ini dibuka langsung oleh Vice President YOT Yogyakarta, Novri Eka Perdana yang juga sekaligus menjadi moderator. Seperti yang kita ketahui adanya beberapa imbauan dari pemerintah, yang salah satunya mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tentunya mengakibatkan penundaan tayang beberapa jumlah film bahkan sejumlah proyek penggarapan film juga terpaksa harus diberhentikan proses produksinya. Hanung menjelaskan bahwa tim pembuat film tentu tidak bisa melakukan apa-apa karena seperti yang diketahui bahwa proses pengerjaan suatu film sebagian besar dilakukan di luar rumah.
Walaupun demikian, Hanung mencoba tetap berkarya dengan membuat film pendek bersama anak-anaknya yang kemudian ditayangkan lewat channel Youtube miliknya (The Bramantyos). Hanung mejelaskan bahwa ia mendapat pembelajaran lewat pembuatan film pendeknya ini, di mana ia mengungkapkan bahwa ia dapat secara langsung berkomunikasi dengan penontonnya lewat kolom komentar yang tersedia.
Ia dapat melihat langsung tanggapan dari para penonton mengenai hasil karyanya tersebut. Ia juga mengatakan, biasanya ia hanya dapat melihat “angka” ketika diputar di bioskop seperti film ditonton oleh 10.000 penonton, 3.000.000 penonton dan lain sebagainya, namun ia tidak dapat langsung berkomunikasi dan mendapatkan feedback langsung dari penontonnya tersebut.
Saat ditanya apakah saat ini ada strategi yang dapat dilakukan, Hanung pun menjawab bahwa yang bisa dilakukan saat ini adalah menunggu. Karena jika tetap memaksakan untuk melakukan proses syuting di luar rumah bukan tidak mungkin orang-orang terdekat yang berada di rumah juga terkena dampaknya karena bisa jadi kita sudah membawa virus dari luar ke dalam rumah. Tentu hal tersebut membahayakan keluarga.
Hanung juga berpesan bahwa anak-anak muda terutama para mahasiswa jurusan perfilman bukan tidak mungkin untuk membuat film dari rumah karena menurutnya saat ini walaupun hanya dengan telepon genggam kita bisa menciptkan karya.
“Kamu bisa bikin bioskop sendiri, galang penonton sendiri. Saat ini sudah banyak media yang bisa kamu bisa pakai. Ada Twitter, Instagram bahkan YouTube,” kata Hanung.
Sesi diskusi pun berlangsung lancar di mana bukan hanya moderator yang bertanya namun para penonton live juga memberikan pertanyaan lewat kolom komentar yang kemudian ditanyakan oleh moderator. Di akhir diskusi Hanung pun berpesan, “Tolong kita tetap berada di rumah, please stay at home. Jaga kesehatan karena hanya diri kita yang bisa menjaga,” Tutupnya.
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)