Hits: 40
Nailah Yudi Permata
Pijar, Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan seminar nasional dengan tema “The Role of Public Health in Building Community Resilience in Digitalization Era” dalam rangka memperingati dies natalis yang ke-30. Melalui Zoom Meeting, kegiatan ini berlangsung pada Rabu (4/10/2023).
Kegiatan ini dihadiri oleh Ghufron Mukti selaku Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Agustin Kusumayati selaku President Elect Asian-Pacific Academic Consortium of Public Health (APACPH) dan Asnawi Abdullah selaku Ketua Umum Asosiasi Institusi Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (AIPTKMI) sebagai pemateri. Selain itu, Rektor USU dan Dekan FKM, Muryanto Amin dan Ida Yustina juga turut hadir memberikan kata sambutan.
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk membangun ketahanan masyarakat di era digital. Sistem kesehatan nasional merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh seluruh komponen bangsa Indonesia yang saling terpadu dan saling mendukung. Oleh karenanya, masyarakat adalah bagian dari sub-sistem dalam sistem kesehatan itu sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi upaya menyeluruh untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia.
Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan yang hadir sebagai keynote speaker memberikan pandangannya terkait pengelolaan kesehatan.
“Selaku Menteri Kesehatan, saya mendukung program yang ada di Puskesmas dan Posyandu. Yang harus dilakukan pertama kali ialah, kita akan cover itu menjadi seluruh siklus hidup. Bukan hanya ibu hamil dan bayi saja. Yang kedua ialah screening penyakit tidak menular. Kemudian, first level treatment untuk orang-orang yang teridentifikasi sudah tidak sehat,” tutur Budi.
Era digitalisasi tentu tak lepas dari pemanfaatan teknologi. Budi menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi ditandai dengan dilakukannya skrining untuk indikator penyebab penyakit tidak menular seperti diabetes, kolestrol, dan darah tinggi. Semua akan dilakukan secara digital. Untuk penyakit menular pun demikian. Skrining penyakit malaria, rabies dan tuberkulosis akan dilakukan dengan digitalisasi.
Sejalan dengan hal tersebut, Agustin Kusumayati menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi sudah mulai diaplikasikan pada dunia kesehatan.
“Sudah banyak electronic medical records yang berkaitan dengan variable device seperti jam tangan yang bisa mengukur denyut nadi kita atau berapa lama kita berjalan. Kemudian ada mobile health application. Banyak sekali sekarang aplikasi berbasis kesehatan yang bisa kita jadikan sumber pengetahuan,” tutupnya.
(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)