Hits: 12
Tasya Azzahra Nasution
“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.” – Mohammad Hatta.
Pijar, Medan. “Buku adalah jendela dunia,” kalimat ini sepertinya sudah tidak asing lagi bagi banyak orang. Lewat buku, kita dapat menjelajah dunia tanpa harus berpindah tempat. Lewat buku, kita dapat menemukan berbagai wawasan yang dapat membuka pikiran kita dalam melihat dunia. Namun, nampaknya belum banyak orang yang tahu bahwa ternyata terdapat peringatan Hari Buku Sedunia.
Hari Buku Sedunia atau dikenal juga dengan nama Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia diperingati pada tanggal 23 April setiap tahunnya yang terhitung mulai tahun 1995. Hari itu ditetapkan UNESCO sebagai penghormatan dan juga apresiasi bagi tokoh-tokoh sastra dunia. Dipilihnya 23 April, karena banyaknya penulis dunia yang lahir dan meninggal pada tanggal tersebut.
Salah satunya adalah William Shakespeare, paling dikenal dengan karyanya yang abadi sepanjang masa yaitu Romeo and Juliet. William Shakespeare diketahui meninggal pada 23 April 1616. Karya-karya yang dihasilkan beliau selalu mendapatkan perhatian yang besar oleh seluruh kalangan masyarakat.
Sejak tahun 2001, UNESCO telah memilih secara khusus salah satu kota di dunia yang akan menyandang gelar sebagai ibu kota “Buku Dunia”. Di tahun 2020 ini, Kuala Lumpur, Malaysia terpilih sebagai pusat buku dunia. Tentunya, pemilihan ibu kota “Buku Dunia” setiap tahunnya disertai dengan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh kota tersebut.
Untuk di Indonesia, peringatan hari buku dimulai pada tahun 2006 yang dipelopori oleh Forum Indonesia Membaca dengan harapan dapat meningkatkan dan juga tentunya memacu minat baca dari masyarakat.
Dikutip dari merdeka.com, tingkat akses masyarakat Indonesia terhadap buku masih kecil, yaitu berkisar di angka 41%. Dapat dikatakan bahwa rata-rata hanya 2% masyarakat yang datang ke perpustakaan.
Buku memanglah hanya lembaran-lembaran kertas yang ditumpukkan menjadi satu. Namun siapa sangka bahwa tumpukan kertas itu malah dapat menjadi dokumentasi penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dari zaman ke zaman. Dengan benda ini juga kita dapat mendapatkan akses untuk masuk ke dalam suatu alur cerita dan bisa jadi turun tangan dalam menyelesaikan cerita tersebut.
Kebebasan yang sering kita artikan dengan jalan-jalan keluar, bermain sepuasnya, dan berbagai hal menyenangkan lainnya juga dapat kita rasakan melalui buku.
(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)

