Hits: 9
Mhd Abdul Fattah
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Pijar, Medan. Mendengar alunan lirik tersebut, sangat kental rasanya dengan pahlawan yang sudah berjuang untuk negeri ini. Bahwasanya, membela bangsa Indonesia meskipun harus mati di medan perang, adalah bakti pada Ibu Pertiwi.
10 November adalah hari peringatan nasional bangsa Indonesia, yang selalu diperingati setiap tahunnya dengan upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional. Upacara ini biasanya dilakukan dengan pengibaran bendera merah putih, serta berziarah ke makam pahlawan yang menjadi tradisi bangsa Indonesia sedari dulu.
Mengulik sejarahnya, Hari Pahlawan adalah hari peringatan kita untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang pada 10 november 1945. Kejadian itu hampir 74 tahun yang lalu dan masih membekas di hati kita, bagaimana para pahlawan membela tanah air ini hingga titik darah penghabisannya.
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, Indonesia memproklamasikan diri hanya masih sebagai pengakuan diri sendiri. Hal tersebut belumlah menjadi kemerdekaan yang mutlak untuk menjamin bangsa Indonesia terlepas dari serbuan penjajah. Masih ada pihak sekutu yang benar-benar mengidamkan bangsa ini untuk memiliki tanah dan kekayaan alam serta budaya Indonesia.
Dikutip dari TribunKaltim.com, peristiwa 10 november ini dimulai dengan adanya pesawat pasukan sekutu yang sengaja menjatuhkan selebaran. Selebaran tersebut berisi pesan kepada siapa pun untuk menyerahkan orang yang bertanggung jawab atas tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby pada 30 Oktober 1945. Namun, bangsa Indonesia melalui pidatonya Bung Tomo merasa hal tersebut adalah ancaman dan juga penjajahan yang dilakukan untuk Indonesia. Maka Bung Tomo pun mengajak pemuda untuk bersiap melawan penjajah.
“Tuntutan itu, walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita… selama banteng-banteng Indonesia masih punya darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih… maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapa pun juga,” ujarnya.
Maka, terjadilah pertempuran antara sekutu dengan pemuda-pemuda bangsa Indonesia. Hingga menghasilkan pertumpahan darah, karena adanya genjatan senjata yang dilakukan dari kedua belah pihak. Hal ini dilakukan semata-mata demi Indonesia yang merdeka pada Agustus 1945.
Tapi jika kita pikir sejenak, bukankah 10 november 1945 kita sudah merdeka? Lalu mengapa ada perang dan pertumpahan darah kembali? Inilah hal yang harus kita antisipasi dan persiapkan.
Bahkan yang masih baru merdeka saja, bangsa lain ingin mengambil alih Indonesia dengan kekayaannya, lantas sekarang? Bukan hal yang sulit untuk bangsa lain melakukan hal yang sama seperti sedia kala. Apa yang harus kita lakukan? Apa harus berlatih senjata untuk melawan penjajah yang akan datang? Atau perlu mengorbankan nyawa untuk bangsa ini?
Jawabannya sudah pernah diungkapkan oleh Basuki Tjahja Purnama dalam pidatonya semasa menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, “Pemuda sekarang tidak perlu bergenjat senjata untuk menjadi pahlawan. Cukup tidak korupsi, sudah menyelamatkan Indonesia.”
Hal ini menjadi solusi untuk para pemuda, serta tamparan keras bagi bangsa Indonesia karena masih banyaknya kasus-kasus korupsi terjadi yang melibatkan pejabat-pejabat negeri.
Mari, dalam rangka Hari Pahlawan ini, kita selamatkan bangsa Indonesia dari para pendengki yang ingin merebut bangsa ini.
(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)