Hits: 7

Thiara Figlia Chandra

Pijar, Medan.  Akhir – akhir ini kita semakin mudah mendapatkan informasi dengan mudahnya akses internet. Semua orang dapat menyebarkan informasi apapun, dimanapun dan kapanpun. Namun, sejalan dengan kemudahan ini, kita menjadi sulit menyaring berita yang benar dengan berita bohong atau hoaks.  Seringkali masyarakat terjebak dalam informasi yang salah dan malah membagikannya kepada yang lain.

Selain beredarnya berita bohong atau hoax, kejahatan cyber juga mulai menjangkit seiring bertambahnya kemajuan teknologi. Salah satunya adalah pembajakan akun pribadi dan pencurian data digital, dengan alasan inilah, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan Google News Initiative dan Internews mengadakan serangkaian kegiatan Halfday Basic Workshop.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (06/04) di Ruang Sidang FISIP Universitas Sumatera Utara ini dimulai pada pukul 14.30 WIB. Dengan mengangkat tema “Hoax Busting and Digital Hygiene”, AJI menghadirkan dua pemateri yang merupakan trainer tersertifikasi dari Google News Initiative, Aribowo Sasmito dan Deni Yudiawan.

Acara dibuka oleh Vinsensius Sitepu, selaku Koordinator Pendidikan, Komunikasi dan Data di AJI Sumatera Utara. Ia mengatakan, bahwa serangkaian acara ini merupakan realisasi dari program kerja divisi yang dipegangnya, yang bertujuan untuk membangun kesadaran publik atas pentingnya verifikasi dan fact-checking terhadap informasi yang kita dapatkan di internet, memberikan praktik terbaik dalam pengamanan diri di dunia maya dan mengampanyekan program Google News Initiative.

Bersama–sama, Aribowo dan Deni menyampaikan materi tentang bagaimana caranya megetahui berita bohong atau hoaks. Dimulai dengan penjelasan perbedaan antara disinformasi dengan misinformasi, ciri – ciri berita bohong, alasan mengapa orang membuat berita bohong.

Dalam kegiatan ini juga diberikan tips melawan hoaks yaitu dengan skeptik, cek dan ricek. Untuk cek dan ricek sendiri, Ari dan Deni memberikan cara bagaimana mengecek suatu berita itu hoaks atau tidak dengan menggunakan beberapa fitur dari Google, seperti Google Reverse Image Research dan Google Street View.

Selain itu, mereka juga memberikan tujuh tips digital hygiene, bagaimana agar kita dapat melindungi informasi pribadi kita sendiri dari berbagai kejahatan dunia maya sehinggga tidak dapat disalahgunakan. Selain memberikan materi, mereka juga memberikan contoh langsung yang nyata dan praktik langsung dalam melakukan cek dan ricek suatu berita sehingga penjelasan yang diberikan dapat lebih mudah dipahami dan diingat.

Kegiatan ini dihadiri masyarakat umum, mahasiswa dari berbagai universitas di Medan, seperti Universitas Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan, komunitas, dan jurnalis. Dengan dilaksanakannya acara ini, diharapkan masyarakat lebih kritis dalam menanggapi berita bohong dan peduli tehadap pengamanan diri sendiri di dunia maya.

Kegiatan ini juga akan dilaksanakan di 30 kota lainnya di Indonesia, seperti Denpasar, Bandung, Surabaya, Ambon, Pontianak, Makassar, Semarang dan Jakarta. Acara ditutup dengan foto bersama peserta dengan para pemateri.

(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)

Leave a comment