Hits: 3

Rizka Gusti Anggraini Sitanggang

Pijar, Medan. Banyak permasalahan yang belum terpecahkan di belahan dunia, tapi kita berharap para pemimpin bangsa mampu memberikan solusi dimasa yang akan datang, salah satunya dengan diplomasi antar negara untuk perdamaian.

Hal tersebut dikemukakan oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang untuk Indonesia, Ryo Nakamura, saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Acara tersebut diselenggarakan pada Senin (31/7) bertempatkan di Ruang Sidang FISIP USU.

Kedatangan tim dari Konjen Jepang ini tidak sekedar mengisi materi dengan tema “Japan and Indonesia : Invaluable Partners in an Uncertain World”, pun menyajikan gambaran tentang bagaimana sistem di negara Jepang dari berbagai sektor pergerakan. Untuk itulah, diharapkan dengan semakin banyak masyarakat luar mengetahui, maka pemahaman terhadap kebutuhan tiap-tiap negara yang menjalin kerjasama akan semakin baik.

mediapijar.com

Pasalnya, kata Ryo, jalur diplomasi sangat mempengaruhi hubungan antar negara seperti halnya Indonesia dan Jepang yang sudah terjalin selama 60 tahun dan terus melakukan perkembangan terbukti dari banyaknya aktivitas internasional dari kedua negara.

“Hubungan Jepang dan Indonesia dimulai sejak zaman Hindia Belanda, kemudian berlanjut dalam konsolidasi intensif hingga menjadi rekan dalam mengusung ide-ide strategis untuk prospek perkembangan di Indonesia dan Jepang,” katanya.

Dalam pemaparannya, beliau juga menambahkan bahwa tidak sedikit warga negara Indonesia tinggal di Jepang baik untuk melanjutkan studi pendidikan, bekerjadan berkarir sekaligus memperkenalkan Indonesia di negeri sakura tersebut. Bahkan, untuk pekerjaan seperti perawat di Rumah Sakit turut memberdayakan kinerja dari para pekerja yang bukan asli warga negara Jepang.

Tidak menutup kemungkinan tentunya, dengan adanya keberagaman warga asing di Jepang salah satunya Indonesia, membukakan wawasan dan pengetahuan orang-orang Jepang seputar negara tersebut.

“Di Jepang, KBRI Indonesia berusaha mempromosikan banyak hal tentang Indonesia mulai dari budaya, kehidupan bermasyarakat, hiburan, makanan sampai cara bertutur dalam bahasa daerah yang ada di Indonesia,” tambah Ryo seraya sesekali menggunakan bahasa Indonesia.

Uniknya, kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Jepang malah meningkatkan rasa toleransi pada perbedaan, seperti halnya di Jepang sudah banyak makanan-makanan bersertifikasi halal. Lantas, warga Indonesia yang berada di Jepang tidak perlu lagi merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari terkait urusan makanan.

Perlu diketahui bahwa dalam hubungan kerjasama Indonesia dan Jepang, terdapat tiga hal yang menjadi dasar pemikiran yaitu meliputi stabilitas politik, kemakmuran rakyat serta koorperasi dan keterlibatan.Sementara itu, pihak Kedutaan Jepang akan menambah poin kerjasama dengan Indonesia kedepannya untuk menangani bersama terkait kasus perompakan yang akhir-akhir ini mulai marak dan tindakan perlawanan teroris.

Di akhir kuliah umum tersebut, Konjen Jepang memberikan sejumlah berkas persyaratan untuk dapat membantu mahasiswa/i yang ingin melanjutkan studi dan pertukaran pelajar ke Jepang. Hal tersebut disambut baik oleh pihak kampus USU yangdiwakilkan oleh Wakil Dekan I FISIP USU, Husni Thamrin, S.Sos, MSP.

Pada kesempatan kali ini, para civitas akademika FISIP USU terutama mahasiswa ikut terlibat dalam berjalannya diskusi terbukti dari keaktifan para mahasiswa melakukan tanya-jawab langsung dengan Konjen Jepang. Tentu saja, tidak terlepas dari peran moderator Dinda Nazlia Nasution yang merupakan mahasiswi FISIP USU sekaligus sebagai Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Utama USU tahun 2017.

Leave a comment