Hits: 5
Alfi Rahmat Faisal / Nurul Khairiyah Matondang
Pijar, Medan. Jumat (10/03) puluhan mahasiswa dari berbagai Fakultas di Universitas Sumatera Utara (USU) menghadiri talkshow bertajuk “Kupas Tuntas Pemilihan Mawapres 2017”. Acara yang bertempat di gedung Pusdiklat-LPPM USU ini digelar oleh para jawara mahasiswa berprestasi (Mawapres) USU tahun-tahun sebelumnya. Acara ini merupakan bentuk sosialisasi dini menjelang seleksi pemilihan Mawapres yang mulai diselenggarakan pada bulan ini.
Acara dibuka dengan sesi pemaparan materi oleh para juara Mawapres regional USU yang meliputi alur dan proses pendaftaran, jadwal seleksi hingga berbagai tips dan trik untuk para peserta. Tidak hanya itu, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan para peserta.
Turut hadir sebagai pembicara, Jabbar Ali Pangabean, yang merupakan jawara Mawapres USU tahun lalu. Jabbar mengungkapkan terdapat perbedaan dalam seleksi Mawapres tahun ini, salah satunya adalah pada komponen penilaian. Jika tahun lalu hanya terdapat empat, tahun ini akan ditambah satu. “Kalau secara penilaian itu ada 5 komponen tahun ini, pertama ada IPK, yang kedua itu nanti karya tulis, ketiga prestasi, selanjutnya bahasa inggris, dan terakhir ada tambahan yaitu kepribadian,” jelasnya.
Salah satu peserta yang hadir, Habibi Satrio Nugroho, mengapresiasi acara yang pertama kali diselenggarakan di USU ini. Ia juga melihat antusias mahasiswa tahun ini meningkat drastis mengingat Mawapres adalah ajang kompetisi bergengsi untuk mahasiswa. Ia pribadi berharap bisa mencapai hasil maksimal.
“Ini acara luar biasa ya, pertama di USU dimana kita langsung diskusi dengan Mawapres USU. Kita tahu, tahun lalu merupakan rekor untuk USU bisa tembus final dalam ajang ini di tingkat nasional, saya pribadi sudah mempersiapkan diri dari sejak tahun 2015 namun gagal. Kali ini saya berharap agar bisa melaju ke tingkat nasional,” papar mahasiswa angkatan 2015 Fasilkom-TI ini.
Namun, Habibi menyayangkan kurangnya informasi dari pihak fakultas dalam mensosialisasikan ajang tahunan ini. Ia berharap dengan adanya talkshow seperti ini bisa menjawab persoalan tersebut. “Dari fakultas sendiri informasi sangat minim, dengan adanya talkshow ini sangat membantu mahasiswa untuk mendapatkan detil informasi,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Jabbar, menurutnya meskipun antusias mahasiswa mengalami peningkatan namun tidak didukung dengan informasi yang baik hingga di tingkat fakultas. “Sebenarnya agak susah, karena kita kehilangan kontak dengan Mawapres di tingkat fakultas. Ini menjadi kendala kita untuk terjun ke fakultas yang tidak ada perwakilannya. Jadi, solusinya kita maksimalkan melalui media sosial,” pungkasnya.
Mawapres merupakan kompetisi bergengsi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Ajang kompetisi tahunan ini selalu dinanti oleh mahasiswa baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Proses seleksi yang dilakukan cukup ketat mulai dari tahap fakultas, universitas, regional (untuk swasta) hingga nasional. Tahun lalu ada 16 mahasiswa melaju ke tingkat nasional sementara tahun ini ditargetkan akan ada 18 mahasiswa yang akan berkompetisi memperebutkan gelar jawara Mawapres Nasional.