Hits: 14
Rizka Aulia Maghfira
Pijar, Medan. Bagaimana jadinya bila dunia tidak lagi bebas? Bagaimana jadinya bila kebebasan hanya menjadi mitos bagi masyarakat dunia? Peraih Nobel Kesusastraan berkebangsaan Inggris, George Orwell, menjawabnya dengan menuliskan buah imajinasinya di novel 1984 (ninteen eighty-four). Novel yang pertama sekali terbit di tahun 1949 ini telah mengantarkan Orwell ke puncak kemasyhurannya.
1984 merupakan satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang didalamnya setiap gerak warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalikan. Novel yang memiliki latar belakang Inggris di tahun 1984 ini merupakan buah imajinasi Orwell dalam meramalkan keadaan Inggris kala itu. Orwell meramalkan bahwa warga Inggris tidak memiliki kebebasan dalam berucap, menulis, bahkan berpikir.
Tokoh utama dalam 1984 ini adalah seorang pria berumur diakhir 30-an, bernama Winston Smith. Winston bekerja di “Ministry of Truth” , bagian dari Departemen Rekaman. Pekerjaan sehari-harinya adalah mengubah isi majalah, pemberitaan, arsip-arsip, isi pidato, dan lain-lain. Semuanya ia ubah sesuai dengan permintaan dari Pantry (partai) yang berkuasa. Semuanya dilakukan oleh Partai untuk menghapus sejarah, mengaburkan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bohong mana yang nyata. Selain itu, kenyataan terus-menerus diubah dan dibentuk sesuai keinginan Partai, sesuai perintah The Big Brother. Semuanya dilakukan agar rakyat tidak memiliki petunjuk bagaimana kehidupan mereka sebelum Revolusi terjadi. Kenyataan yang diterima rakyat bukanlah kenyataan yang sebenarnya, melainkan kenyataan yang telah dibentuk oleh Partai.
Rakyat diawasi 24 jam oleh Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi. Jangan coba-coba berbuat hal yang mencurigakan, Polisi Pikiran akan langsung mencari dan menangkap warga yang terlihat mencurigakan. Tak hanya itu, warga juga akan dilenyapkan tanpa bekas.
Lama-kelamaan, Winston merasa bahwa pekerjaan yang ia lakukan selama ini adalah salah. Ia menghapus dan merubah sejarah, ia mengubah masa lalu yang sesungguhnya menjadi masa lalu yang baru. Karena pekerjaan yang ia lakukan, rakyat telah kehilangan jejak atas sejarah yang sebenarnya. Bahkan, Winston sendiri tidak dapat mengingat bagaimana keadaan Inggris sebelum masa Revolusi. Semuanya sudah diubah atas permintaan The Big Brother.
Lalu bagaimana Winston dapat membongkar semua sejarah yang telah dirubah? 1984 merupakan sebuah novel yang memainkan tragedi pengkhianatan untuk mengungkap sebuah kondisi. Sebuah novel yang “mungkin” menjadi panutan beberapa pemerintahan di dunia, bahkan sudah pernah terjadi di Indonesia. Novel yang telah berumur 68 tahun ini masih banyak dicari orang, karena Orwell mampu menciptakan sebuah novel tentang kediktatoran yang mengerikan, dikemas secara apik dan menarik. Sebuah novel yang membuat para pembacanya bergidik karena kejahatan yang dilakukan oleh Partai. Sebuah pengkhianatan. Menghilangkan. Melenyapkan.