Hits: 41

Dinda Nazlia

Pijar, Medan. Pemerintah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (PEMA FEB) menggelar seminar yang bertajuk “Your Career, Your Future : Why Must I Become A Global Talented Person?” pada Senin, 30 Mei 2016 bertempat di Aula FEB Universitas Sumatera Utara. Seminar yang berlangsung tepat selama tiga jam ini sukses mengundang dua pembicara ternama yang ahli di bidangnya, yaitu Hasnul Suhaimi yang merupakan alumni dari Institut Teknologi Bandung juga seorang former CEO XL, Indosat, dan IM3 serta Aryono Bambang Ardhyo, seorang Coorporate R&D and Dairy Technology Manager Frisian Flag Indonesia.

Acara yang menyedot ratusan peserta ini juga dihibur dengan penampilan Paduan Suara PEMA FEB Universitas Sumatera Utara yang baru saja terbentuk untuk mewadahi keterampilan olah vocal para mahasiswanya. Para peserta pun tampak tersentak ketika seminar dibuka dengan pertanyaan sederhana dari Hasnul, “Apa perbedaan local talent dengan global talent?” disaat para peserta sedang berpikir, pak Hasnul kembali menyemangati para peserta dengan mengajak seluruh peserta yang hadir agar mengangkat tangan tanpa harus ragu. “Bagaimana orang mau tahu kemampuan kita jika kita hanya diam-diam saja?” Para peserta pun mengangkat tangan lebih tinggi hingga seorang peserta yang hadir ditunjuk untuk menjawab pertanyaan dari Hasnul.

That’s the power of raising hands. Karena ada dua hal yang menjadi pokok permasalahan di global. Perubahan yang semakin cepat dan persaingan yang semakin sengit,” lanjut pak Hasnul. Ada tingkatan tiga keahlian utama, yaitu Technical Skills, Leadership Skills, dan Entrepreneurship Skills. Dengan menguasi ketiga kompetensi di atas, maka kita akan mampu berpikir kritis, kemampuan menganalisa dalam membaca dan menulis, berbahasa asing, thinking out of the box, membina hubungan, memimpin organisasi, berkomunikasi, dan lain-lainnya.

“Berpikir kritis itu harus fokus dan punya tujuan yang jelas, lengkapi informasi sebelum memutuskan, open minded, mempertimbangkan alternatif dari pendapat yang berbeda, penilaian berdasarkan bukti dan fakta, kontrol perasaan dan emosi, ulet dan tabah dalam kondisi yang sulit sekalipun. Pengalaman saya adalah seringnya menerima laporan dari karyawan yang berbicara berdasarkan opini sendiri tanpa memiliki bukti yang konkret. Jelas hal itu tidak boleh karena tidak valid,” jelasnya.

Pembicara lainnya, Aryono, tidak kalah menginspirasi. ”Saya sudah 24 tahun berada di Frisian Flag. Awal perjalanan karir saya dimulai dengan mengirim lamaran kerja sebanyak 9 kali. Walau ditolak terus-menerus, saya tidak mudah menyerah. Saat ditanya apa alasan saya ingin bekerja di Frisian Flag, adalah setiap saya pulang kampus saya selalu melihat pabrik ini dan tertarik untuk bekerja di dalamnya. Dan passion selalu menjadi motivasi saya untuk terus berjuang,” tutur Aryono.

Puncak antusiasme para peserta tampak pada saat dibukanya sesi tanya jawab. Sang Moderator, Rayna Ditriano yang merupakan mahasiswa ASEAN Student Visit India (ASVI) sempat terlihat kewalahan menghadapi mayoritas hadirin yang ingin bertanya. Berbagai pertanyaan dilontarkan, seperti bagaimana menghadapi tantangan global, program CSRnya, sampai bagaimana cara melamar pekerjaan di PT. XL Axiata Tbk maupun di Frisian Flag.

Dalam kesempatan ini, Hasnul juga memperkenalkan salah satu Program CSR yang sudah berjalan selama beberapa tahun, yaitu XL Future Leaders. “Jadi salah satu program CSR dari PT. XL Axiata Tbk itu adalah XL Future Leaders yang berfokus pada pengembangan pelatihan kepemimpinan. Dimaksudkan di sini adalah, generasi emas selanjutnya dapat menjawab rintangan Global sebab menjadi seorang Global Talented Person wajib berpenampilan sopan, people appearance, dan memiliki ability di bidang Intellectual, Social, Emotional, Personal, dan Moral,” paparnya.

Leave a comment