Hits: 10
Sutradara : Hanung Bramantyo
Penulis : Titien Wattimena
Pemain : Revalina S. Temat, Reza Rahadian, Rio Dewanto, Endhita, Agus Kuncoro, Hengky Solaiman.
Pijar, Medan. Film adalah secuil penggambaran bentuk kehidupan masyarakat melalui sarana sinematografi. Ada kalanya suatu film dapat menggambarkan suatu realitas yang terdapat pada lingkungan kita. Secuil realitas peristiwa tersebut juga lah yang terdapat pada film ‘tanda tanya’ (?) dan menjadi tema sentral yang diangkat sang produser. Kisah pada film ini diangkat berdasarkan suatu kejadian yang terjadi di Mojokerto, Jawa Timur.
Film ini mengambil sebuah tema yang cukup berat, yaitu melihat sebuah realitas perbedaan pandangan dalam masing-masing Agama. Dengan mengambil setting pada sebuah daerah pinggiran di Yoyakarta. Wanita yang bernama Menuk (Revalina S. Temat) yang bekerja di sebuah restoran China milik Tan Kat Sun (Hengky Solaiman)yang sangat menghargai perbedaan antaragama. Walaupun menjual makanan non halal, Tan Kat Sun tetap membedakan alat memasak dan makanan antara makanan halal dan non halal. Namun, anak Tan Kat Sun, Hendra (Rio Dewanto) salah satu pewaris rumah makan chinese tersebut, bersifat dingin, acuh, dan tidak memedulikan tentang kelangsungan restoran chinese milik ayahnya itu. Adegan berpindah perhatian kepada Rika (Endhita) seorang janda yang menceraikan suaminya dan berpindah dari agama Islam ke Katolik. Akibat perceraian tersebut yang membuat Rika memilih pindah agama dan tetap tinggal berdua dengan anaknya, Abi. Rika adalah seorang wanita yang teguh pada pendirian dan independen. Dia membuka sebuah toko buku kecil sebagai mata pencahariannya. Dibantu oleh temannya Surya (Agus Kuncoro) yaitu seorang aktor kelas dua yang jarang mendapatkan peran utama, Rika mencoba untuk memperbaiki kehidupannya yang sudah berantakan.
Konflik antara tokoh mulai terlihat dimulai dengan hubungan pernikahan yang mulai terdapat perselisihan antara Menuk dan Soleh (Reza Rahadian) seorang muslim taat dan sedikit radikal. Ketidakmampuan untuk menafkahi keluarga dan kecemburuan dengan Ping Hen yang memicu terjadinya konflik.
Dalam film ini, kita diajarkan setidaknya untuk lebih menghargai perbedaan antar masing-masing agama. Hal itu terlihat sangat kentara sekali, dimana salah satu scene menunjukkan menuk sedang melakukan sholat zuhur, sedangkan pemillik rumah makan tersebut melakukan ibadah persembahan agama budha. Hal tersebutlah yang ingin diambil sutradara film ini, bahwa walaupun kita memiliki agama yang berbeda jangan sampai ada konflik yang dapat memecah kesatuan negara kita. Pada saat masa kepresidenan Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pluralisme menjadi suatu bentuk kampanye yang digaung-gaungkan. Karena pada masa tersebut, juga banyak terdapat berbagai konflik di daerah yang bernafaskan SARA, yang dapat mengacam keeksistensian Bhineka Tunggal Ika.
Lalu, drama berfokus pada hal lain, seperti ketika Surya mendapatkan sebuah kesempatan menjadi seorang pemain utama, dalam sebuah drama Paskah. Melihat hal tersebut Ia mengalami suatu fase kebingungan. Dimana salah satunya, menjadi seorang aktor utama menjadi impiannya. Namun, di sisi lain ia tidak ingin melanggar perintah agamanya. Hal tesebut, dijawab dengan arif oleh seorang Ustadz, yang merupakan teman dia untuk berdiskusi tentang Islam.
Sebuah ide sederhana yang cukup maksimal, diperagakan oleh Hanung pada film ini. Film yang berdurasi 100 menit ini, juga cukup membuka mata mengenai perbedaan, baik dari jenis suku, agama, ras, dan antar golongan. Semangat keberagaman yang digaungkan oleh sutradara pemenang sutradara terbaik tahun 2005 dan 2007, sangat tervisualisasikan dengan sangat baik dalam film tanda tanya (?) ini. Dari bentuk emosi yang dibangun, adegan yang mengejutkan, dan hingga latar film ini, dimana gereja, kelenteng, dan masjid saling berdekatan.
Kedewasaan dan pengalaman Hanung, yang telah menyutradarai 23 film sepanjang karir sebagai sutradara, terlihat dengan bagaimana ia menghadirkan sebuah film, yang tidak hanya menghibur . Tetapi , juga dapat mengilhami dan memberikan inspirasi atau motivasi bagi penonton. Terlihat sekali memang, sebagian besar film dari Hanung Bramantyo ini, memiliki sebuah ciri khas yaitu pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, para aktor dan aktris pemeran film Tanda Tanya (?) ini juga berhasil menyelami perannya secara baik. Karena sebagain besar pemain dari film ini, merupakan aktor dan aktris kawakan, yang sudah malang melintang di dunia perfilman Indonesia.
Film ini adalah sebuah bentuk manifestasi dari cita-cita NKRI(Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang dimana, memiliki bermacam ragam suku dan kebudayaan, agar kita dapat hidup berdampingan dan saling menghormati demi terciptanya suatu tatanan masyarakat Indonesia yang aman sejahtera. Film ini menjanjikan sebuah bentuk pemikiran yang baik, tidak mencuci pikiran, namun mengilhami dan membuka mata akan bentuk sebuah perbedaan. Akhirnya kita harus tetap menghormati perbedaan– tersebut. (yda)