Hits: 5
Pijar, Tongging. Bagi kebanyakan orang berwisata ke Danau Toba berarti hanya di daerah Parapat dan Pulau Samosir saja. Hal ini wajar saja, mengingat dari dulu Parapat dan Pulau Samosir sudah menjadi objek wisata yang dikenal oleh masyarakat luas. Akan tetapi, objek wisata di Desa Tongging tidak kalah eksotis dibanding Parapat dan Pulau Samosir. Desa yang terletak di utara Danau Toba ini menyimpan segudang panorama alam nan-indah. Putra, salah seorang pengunjung mengungkapkan “Tongging memiliki panorama alam yang indah, sejuk dan nyaman. Objek wisata yang satu ini jauh dari kerumunan orang banyak dan kebisingan”. Putra sengaja datang dari Tanjung Balai ke Tongging hanya untuk berekreasi dengan keluarganya. Meski mereka harus menginap semalaman di Berastagi.
Tongging berada diantara empat kabupaten yaitu Toba Samosir, Karo, Simalungun dan Pakpak. Warga yang berdomisili di Tongging menggunakan dua dari empat bahasa daerah. Mata pencaharian masyarakat umumnya bertani, nelayan, wiraswasta dan terjun dalam usaha pariwisata. Desa kecil ini bisa ditempuh dalam lima sampai enam jam perjalanan dari Simpang Pos Medan dengan menaiki armada bis jurusan Berastagi atau Kaban Jahe. Sesampai di Berastagi atau Kaban Jahe bisa disambung dengan angkutan langsung menuju Tongging.
Setelah sampai di Merek (simpang menuju Tongging), terasa udara sejuk serta angin segar yang menyelimuti tubuh. Jalan yang berkelok-kelok dan bukit yang menjulang menghiasi perjalanan. Selain keindahan alam yang terlihat sepanjang perjalanan, kita dapat pula menyaksikan matahari terbit dari pondok yang sudah disediakan. Memandangi matahari terbit seraya menikmati aneka makanan dan minuman yang dijual kedai disekitar pondok merupakan kenikmatan tak terkira. Tidak hanya itu, kita juga bisa melihat dari pondok keindahan air terjun Sipiso-Piso. Air terjun setinggi 120 meter ini sesekali terlihat dalam perjalanan dari simpang Merek ke Tongging.
Tongging lebih ramai dipadati wisatawan pada hari Sabtu dan Minggu dibanding hari-hari biasa. Masyarakat Tongging sendiri memanfaatkan momen ini untuk mencari nafkah dari wisatawan yang datang. Masyarakat memanfaatkan momen ini dengan membuka warung disekitar pinggiran Danau Toba dan penginapan. Warung disekitar danau menyediakan menu spesial yang dikenal luas masyarakat seperti ikan nila bakar, goreng, arsik dan ikan mas yang diracik secara khusus oleh warung yang berjejer dipinggiran Danau Toba. Harga yang dipatok untuk ikan bakar sangat terjangkau dan proses pemanggangan juga tidak lama. Seraya makan kita bisa duduk diatas pinggiran Danau Toba yang membentang luas dan melihat kesana kemari. Ikan yang disuguhkan warung itu pun baru saja ditangkap dari keramba di danau.
Yang Dilakukan Wisatawan
Banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa dinikmati wisatawan adalah kegiatan paralayang atau terbang layang (paragliding) yang dilakukan dari puncak bukit Sipiso-Piso dan mendarat dipinggiran Danau Toba. Kegiatan ini bisa dilakukan apabila situasi dan kondisi cuaca bersahabat dan waktu kegiatan ini hanyalah pada bulan-bulan tertentu. Mandi di danau, berenang dan memancing sudah menjadi hal yang lumrah ditemukan di Tongging. Uniknya, kegiatan lain didanau selain mandi dan berenang kita juga bisa menaiki kapal kayu. Kapal yang akan membawa wisatawan menjelajah pinggiran Danau Toba di Desa Tongging berkapasitas 15-20 penumpang.
Tagam Saragih seorang menajer Hotel Tongging Beach menyatakan “Selama ini kendala orang yang berkunjung ke Tongging dibagian transportasi, apabila sore hari angkutan dari Simpang Merek ke Tongging sudah tidak ada inilah salah satu masalah di Tongging. Kalau saja tersedia angkutan yang permanen pasti Tongging selalu ramai dan selalu dikunjungi orang. Sejauh ini perhatian dari Pemda setempat memang sudah mulai terasa hal ini terlihat dari perbaikan jalan akan tetapi apabila mereka lebih giat lagi dalam membangun objek wisata Tongging pasti orang mancanegara akan mengetahui tempat ini dan akan berkunjung kesini”. Menurutnya hal yang harus perlu ditambahi adalah pembuatan lampu jalan mulai dari simpang merek ke Tongging.
Malam hari sepanjang jalan ke Tongging yang mengitari perbukitan sangat gelap dan jalannya pun terbilang sempit. Hal ini dikarenakan lembah perbukitan yang curam dan memaksa pembangunan jalan yang tidak luas. Untuk penerangan jalan memang sangat dibutuhkan selain untuk mempercantik perbukitan yang menjulang dapat menghindari terjadinya kecelakaan bagi para wisatawan yang berkunjung malam hari. [Rhmt/Hds]