Hits: 27

(Data dihimpun melalui analisis yang dilakukan oleh Anisa Rizki Ramadani, Farhan Hafizh Harahap, Dhurai Raj, Cut Naifa Azura, Alya Zahra, dan Novi Andini)

Perkembangan bisnis Makrame memiliki prospek usaha yang menjanjikan, terutama dengan meningkatnya minat terhadap produk kerajinan tangan yang unik dan estetis di pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu orang yang memanfaatkan peluang tersebut adalah Fadila Nur Wani atau kerap disapa Bu Dila, yang merupakan founder dari laman Instagram @di.artprojects.

Bisnis Makrame ini didirikan di Kota Medan sejak tahun 2022 pada saat pandemi melanda. Berawal dari keisengannya saat itu, kini ia berhasil meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. “Awalnya iseng dan mencari hobi baru. Saat itu,  bisnis Makrame sedang naik daun. Pada saat itu juga pandemi sedang melanda dan orang-orang melakukan semua aktivitas dari rumah. Salah satunya hobi mendekor rumah dengan hiasan Makrame. Dari situ saya mulai menekuni bisnis ini,” tuturnya.

Kerajinan Makrame sendiri adalah seni simpul yang memanfaatkan teknik merajut benang atau tali tanpa menggunakan alat seperti jarum atau pengait. Seni ini menghasilkan berbagai pola yang estetis dan fungsional. Makrame bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti dekorasi dinding, gantungan pot, aksesoris fashion, hingga furnitur yang semuanya memiliki permintaan tinggi di kalangan pecinta seni dan gaya hidup minimalis.

Fadila mengungkapkan bahwa Makrame berasal dari Arab dan mulai diperkenalkan oleh para pedagang Arab sejak abad ke-13 lalu berkembang menjadi salah satu bentuk kerajinan tangan yang digemari hingga saat ini.

 Berawal dari Hobi, Kini Raup Keuntungan Jutaan: Kisah Ibu Rumah Tangga yang Sukses Menjalankan Bisnis UMKM Makrame di Tengah Pandemi - www.mediapijar.com
Salah satu produk Macrame.
(Sumber Foto: Instagram @di.artprojects)

Berbagai  produk Makrame ditawarkan oleh di.artprojects seperti gantungan tas, keranjang tumbler, tas rajut, dekorasi dinding dan dekorasi rumah lainnya. Untuk harga yang dipatokkan dalam setiap produk sangat bervariasi tergantung kesulitan proses membuatnya mulai dari harga Rp 10.000,00 rupiah untuk gantungan tas.

Dalam memasarkan dan memperkenalkan produknya, Fadila menggunakan Instagram sebagai media promosi utama. Pada platform tersebut, ia tidak hanya mempromosikan lewat katalog produk tetapi juga membangun interaksi dengan pengikutnya lewat fitur saluran Instagram yang menambah popularitasnya sebagai bisnis Makrame. Fadila juga memasarkan produknya melalui sebuah lokapasar seperti Shopee. Dalam proses pembayaran, Bu Dila juga menggunakan sistem pembayaran online seperti QRIS, dompet digital dan juga via transfer antar bank.

Strategi pemasaran lain yang dibuat di.artproject adalah menyelenggarakan lokakarya, mulai dari daily class dan private class yang harganya berkisar dari Rp 35.000,00. Melalui kegiatan ini, di.artproject tidak hanya mengenalkan seni Makrame kepada masyarakat, tetapi juga memperluas jangkauan bisnisnya. Lokakarya ini juga berkontribusi dalam membangun komunitas pecinta Makrame yang lebih besar.

Keikutsertaan di.artproject dalam berbagai pameran seperti bazar dan kolaborasi dengan pihak lain juga semakin memperkuat brand awareness bisnis seorang ibu rumah tangga ini. Fadila juga mengikuti tren pasar yang relevan untuk mengembangkan produknya. Untuk saat ini, bag strap dan gantungan tas adalah produk yang paling diminati pelanggan karena bentuk produknya yang sangat unik dengan perpaduan berbagai warna dan simpulan tali yang semakin menambah estetika.

Dalam mencari inspirasi pembuatan produk, Fadila menggunakan aplikasi Pinterest dan media sosial sebelum dipadukan dengan kreativitas dia sendiri. Tidak ketinggalan, Fadila juga sangat menerima saran dan kritik dari para pelanggan nya demi keberlanjutan bisnisnya.

Sebagai usaha UMKM di bidang seni kerajinan, tentu saja ada tantangan yang harus dihadapi Fadila. “Tantangan saat ini yang dihadapi adalah kompetitor. Namun, hal itu kembali lagi ke bagaimana kita tetap fokus untuk branding sebuah produk. Ketika orang membeli produk, mereka tidak hanya sekedar mendapatkan produk, tetapi juga mendapatkan kebanggaan tersendiri untuk bisa berbelanja pada sebuah merek yaitu  di.artprojects,” jawabnya.

Melalui di.artprojects, seni Makrame bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga peluang bisnis yang menjanjikan. Melalui inovasi produk, strategi pemasaran digital, dan lokakarya kreatif, di.artproject mampu menjangkau pasar yang lebih luas dan memperkuat posisinya sebagai pelaku industri kreatif yang tidak hanya berkembang di Kota Medan, tetapi juga menjangkau seluruh Indonesia bahkan Internasional. Dengan dedikasi dan visi jangka panjang, di.artprojects siap menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya di bidang usaha seni dan kreatif.

 

(Redaksi Tulisan: Kelly Kidman Salim)

Leave a comment