Hits: 15

Rani Sakraloi

Pijar, Medan. Avatar: The Legend of Aang atau juga dikenal Avatar: The Last Airbender (ATLA) adalah serial animasi garapan Nickelodeon yang sukses sejak dirilis pada tahun 2005. Setelah bertahun-tahun mendapatkan respon positif, pada 22 Februari 2024 Netflix pun menghadirkan adaptasi dari serial ini dengan tajuk Avatar: The Last Airbender di platformnya. Antusiasme penggemar bergejolak saat garapan serial live action dari Netflix ini rilis di awal tahun 2024.

Diadaptasi dari serial kartunnya, alur ATLA live action dimulai dengan penyikapan identitas seorang anak berusia 12 tahun bernama Aang (Gordon Cormier) sebagai Avatar dari suku pengendali udara. Mengetahui bahwa tanggung jawabnya sebagai Avatar muda begitu berat, Aang pun memutuskan untuk menjelajahi malam bersama bison terbangnya, Appa. Namun, saat di perjalanan ia mengalami hal tak terduga hingga keberadaannya pun dinyatakan menghilang.

Kisah berlanjut 100 tahun kemudian di Kutub Selatan, ketika ia ditemukan dalam bongkahan es oleh dua bersaudara dari suku air, Katara (Kiawentiio) dan Sokka (Ian Ousley). Bersama dengan Katara, Sokka, Appa, dan Momo si lemur bersayap, Aang berpetualang untuk mengalahkan Raja Ozai (Daniel Kim) dari Negara Api yang berusaha menguasai dunia.

Selama perjalanannya, tim Avatar kerap diusik oleh Pangeran Negara Api bernama Zuko (Dallas Liu) yang diasingkan dan ditugaskan untuk menangkap Avatar. Namun, setiap perjalanan dan konflik yang dihadapi semakin membuka mata Aang tentang dunia yang telah berubah drastis. Petualangan ini juga membuatnya berjumpa dengan teman lama dan orang-orang baru, serta menghadapi banyak hal yang membantunya dalam melatih keterampilan hingga menemukan jati diri.

Berbekal bantuan dari rekannya dan bimbingan dari Avatar terdahulu, Aang menguatkan diri untuk membereskan semua kekacauan yang telah ditinggalkannya dari seabad yang lalu. Ia pun harus segera menguasai empat elemen (udara, air, tanah, dan api) untuk melawan musuh yang keji dan menyelamatkan dunia dari peperangan.

Di balik kesuksesan dan popularitas serial live action ini, beragam respon muncul di media sosial. Ada yang puas dan merasa terobati dengan bernostalgia menonton serial ini, tetapi ada juga yang mengkritik dan membandingkan dengan animasinya.

Beberapa di antaranya menyayangkan pemilihan aktor yang kurang akurat, adanya alur cerita yang dirasa terlalu terburu-buru, dan ekspresi aktor yang kurang mendalami peran. Penggemar juga menemukan adanya tone down atau redupnya sifat beberapa karakter sehingga terkesan janggal bagi penggemar animasi.

Meskipun begitu, beberapa penggemar juga mengapresiasi pihak produksi yang mempertahankan kisah orisinalnya dan menyajikan scoring serta sound effect yang familiar bagi penggemar versi animasi. Visual dari penggambaran dunia Avatar dan adegan pertarungan dalam serial ini juga dinilai memanjakan mata serta mampu mengobati kekecewaan penggemar terhadap film live action ATLA tahun 2010.

Serial ini digarap oleh Albert Kim dan tahun ini mengangkat musim pertama Book One: Water. Melalui kreasinya, ATLA live action terlihat menyajikan cerita dengan perspektif yang dirombak menyesuaikan durasi maupun sasaran usia penontonnya, yakni remaja. Delapan episode yang dikemas dan dipadatkan dari 20 episode animasi merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi penggemar untuk bernostalgia dan menikmati sajian visual yang ciamik.

Membeludaknya jumlah penonton dengan beragam reaksi membuat ATLA live action berhasil menduduki puncak Top 10 TV Shows di Netflix. Kesuksesan di musim pertama ini membuka jalan akan peluang dilanjutkannya serial ini. Pada Maret 2024, Netflix pun mengonfirmasi bahwa serial Avatar: The Last Airbender (2024) akan berlanjut ke musim dua dan tiga di tahun mendatang.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment