Hits: 16

Nur Agustilahmi Nasution

Pijar, Medan. Yayasan Kelompok Kerja Sosial Perkotaan (KKSP) bekerja sama dengan Green Justice Indonesia menyelenggarakan kegiatan Climate Action Day 2023 yang bertajuk “Diskusi Publik: Menggali Solusi dari Berbagai Perspektif terhadap Krisis Iklim”. Kegiatan diskusi yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang perlunya mengambil tindakan konkret dalam melawan perubahan iklim ini dilaksanakan di Hotel Swiss-Bellin Medan (30/11/2023).

Acara ini menghadirkan lima pemateri, salah satunya adalah Isra’ Suryati, akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU) yang juga merupakan ahli dalam bidang kualitas udara dan perubahan iklim.

Dalam sesi pemaparan materi, Isra’ Suryati menyampaikan bahwa saat ini isu pencemaran udara sangat penting untuk dibicarakan, karena hal ini akan berdampak negatif pada manusia.

Dampak tersebut berupa peningkatan kasus penyakit asma yang saat ini telah mencapai 266.000 kasus, terhambatnya kegiatan sehari-hari, dan dampak yang paling mengerikan adalah kasus kematian dini. Data mencatat bahwa sudah ada sekitar 44.000 orang yang mengalami kematian dini akibat pencemaran udara.

Dalam menangani kasus pencemaran udara, Isra’ Suryati mengatakan bahwa perlu adanya strategi pengelolaan yang signifikan. Strategi ini dapat berupa kebijakan pemerintah dalam menetapkan batasan atau baku mutu paparan polusi udara terhadap masyarakat, serta membuat program pengendalian dan pencegahan emisi.

“Pemerintah harus membuat ketetapan baku mutu udara yang diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan, lalu menentukan program pencegahan yang akan diimplementasikan melalui pelatihan, pendampingan, dan juga penegakan hukum,” jelasnya.

Selain strategi pengelolaan, langkah untuk beradaptasi terhadap pencemaran udara juga perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dampak buruk serta mengambil tindakan yang tepat dalam penanganan kasus pencemaran udara.

Beberapa usaha adaptasi yang dapat dilakukan adalah melakukan program pengurangan risiko bencana dengan melibatkan seluruh masyarakat, meningkatkan ketahanan tubuh, dan membangun infrastruktur dengan menyesuaikan dampak dari perubahan iklim.

“Berdasarkan hasil pemantauan, kita tahu bahwa kualitas udara saat ini sangat memprihatinkan. Untuk itu, kita harus beradaptasi terhadap perubahan tersebut dengan cara menerapkan perilaku adaptasi agar kita dapat mengurangi risiko yang ditimbulkan,” ungkap Isra’ Suryati.

Isra’ Suryati menyampaikan harapannya khususnya bagi masyarakat umum untuk dapat berpatisipasi aktif dalam pencegahan kasus pencemaran udara.

“Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi terkait dampak dari pencemaran udara. Selain itu, kita juga harus ikut menilai kebijakan pemerintah terkait pengolahan kualitas udara,” tutupnya.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment