Hits: 35
Reny Elyna
Pijar, Medan. Konferensi Penyiaran berkolaborasi dengan Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan gelar wicara dan pameran bertajuk “Industri Penyiaran dan Perubahan Dunia” pada Selasa (25/07/2023) di Aula FISIP USU. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian menuju puncak Konferensi Penyiaran 2023 yang akan dilaksanakan di Hotel Adimulia pada Kamis (27/07/2023).
Acara menghadirkan beberapa narasumber, yaitu Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong, Komisioner KPID Sumatra Utara Muhammad Syahrir, dan Dosen Universitas Negeri Medan Ichwan Azhari.

(Fotografer: Reny Elyna)
Dalam gelar wicara ini, para narasumber menyoroti bagaimana penyiaran telah bertransformasi secara drastis dalam era digital. Terutama dalam konteks konsumsi konten digital dan migrasi pengiklan ke platform baru yang menjadi pendorong berubahnya industri ini.
Ichwan menjelaskan bahwa penyiaran tradisional adalah awal mula penyiaran, tetapi perkembangan zaman membuatnya tenggelam.
“Penyiaran tradisional seperti orasi, penyiaran lisan, ataupun media cetak seperti koran adalah awal mula penyiaran yang dengan berjalannya waktu akhirnya tergerus atau tenggelam,” ujarnya.
Saat ini, konten dapat dengan mudah diakses dari berbagai belahan dunia. Kecanggihan ini telah menyebabkan peningkatan konten global. Penonton dapat menikmati film, acara TV, surat kabar, bahkan dokumenter dari budaya dan bahasa yang berbeda.
Bersama dengan kemudahan yang ditawarkan, ternyata masih banyak kekurangan dan kelalaian dari isi konten yang disajikan. Mulai dari standar, etika, dan moral dalam konten, kebenaran informasi, konten sensasional, hingga ketidakseimbangan isu dan sudut pandang. Hal ini dikaitkan dengan lemahnya regulasi yang mengatur industri penyiaran di Indonesia.
Sejalan dengan itu, Muhammad Syahrir berpendapat bahwa warga Indonesia harus segera menyeimbangkan dan memperbaiki isi konten. Bukan hanya kualitas tampilan televisi ataupun media digital yang bagus saja, tetapi juga isi konten dan sumber daya manusianya.
Muhammad Syahrir juga menyampaikan harapannya untuk Konferensi Penyiaran 2023. “Gelar wicara ini dan puncak Konferensi Penyiaran 2023 yang akan datang diharapkan menjadi momentum bagi bangkitnya penyiaran,” harapnya.
Menghadapi situasi ini, Usman Kansong memberikan penjelasan dan gambaran tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dan meniadakan kekurangan serta mengembangkan industri penyiaran.
“Untuk mengembangkan serta mengurangi kendala ataupun kekurangan itu, khususnya untuk televisi, saat ini pemerintah sudah melaksanakan digitalisasi televisi. Akan mencanangkan regulasi atau perundang-undangan mengenai broadcasting dan tentunya mengembangkan sumber daya manusianya,” jelasnya.
Muhammad Amin Azaki, mahasiswa Prodi Sastra Indonesia USU yang hadir dalam acara menyampaikan kesannya terhadap gelar wicara ini.
“Saya sangat mengapresiasi gelar wicara pada hari ini. Saya mendapatkan pemahaman baru serta berharap agar semakin diperkuatnya regulasi terhadap industri penyiaran di Indonesia agar tercipta konten ataupun isi- isi yang bermutu untuk ditonton,” ungkapnya.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)